RADARMEDAN.COM - Tim penyidik Polres Mandailing Natal bersama Ditreskrimum Polda Sumatera Utara telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, pasca peristiwa bocornya salah satu sumur pengeboran pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) di Kabupaten Mandailing Natal. Dari informasi yang diperoleh, tim penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang, yang merupakan pihak dari PT SMGP.
Kapolres Madina, AKBP HM Reza Chairul mengatakan, ketiga orang yang diperiksa masing – masing berinisial T, YP, dan MR. Namun, pihaknya belum membeberkan terkait jabatan untuk ketiganya. Ketiganya diperiksa terkait kasus bocornya sumur pengeboran di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Madina.
“Tiga orang sudah kita periksa. Tiga orang ini yang dari pihak perusahaan. Inisialnya masing – masing T, YP, dan MR,” ucap AKBP Reza kepada RRI, Senin (25/4/2022) sore.
Meski sebagai pihak terperiksa, namun untuk status ketiganya juga masih sebagai saksi. Namun, tidak tertutup kemungkinan ada pemanggilan saksi lain jika dibutuhkan tim penyidik.
“Masih sebagai saksi mereka. Nanti akan berkembang itu. Sementara yang sudah kami infokan itu. Sementara mereka yang baru kita wawancarai,” katanya.
Selain memeriksa para saksi, tim laboratorium forensik (Labfor) Polda Sumut juga telah mengambil sampel material lumpur yang keluar dari dalam sumur pengeboran untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium Polda Sumut.
“Kemarin (tim labfor) sudah mengambil sampel dan di bawa ke laboratorium. Terus ada sampel yang sudah diambil tim labfor,” ujar AKBP Reza.
Sementara, untuk mendukung penyidikan kepolisian, pihaknya juga telah meminta perusahaan menutup sementara operasional pengeboran di lokasi TKP. Termasuk mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, dan tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang sumbernya tidak benar.
“Khusus di sumur yang bermasalah dihentikan (operasional pengeboran). (Warga) gadak yang ngungsi. Yang sakit aja yang di rumah sakit. Kalau warga lain sudah di rumah masing – masing. Sudah nol (paparan) dan aman,” imbau kapolres.
“Warga gak usah panik kalau kejadian ini, gak usah buat anarkis juga. Jangan percayai informasi yang tidak bertanggung jawab. Jangan percaya hoax dan provokasi,” sambungnya.
Sementara Bupati Mandailing Natal, HM Jafar Sukhairi Nasution memastikan saat ini kondisi warganya yang sebelumnya dirawat di RSUD Panyabungan sudah berangsur pulih. Termasuk kondisi di lokasi TKP juga sudah dikendalikan oleh perusahaan bersama TNI/Polri.
“Udah aman dan terkendali semburan lumpur sudah. Warga kita juga sudah mulai pulih,” ucap bupati.
Sebelumnya, 21 warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi serta dua pekerja PT SMGP dilarikan ke RSUD Panyabungan pada Minggu (24/4/2022), setelah diduga mengeluh mual dan pusing akibat paparan semburan lumpur disertai gas H2S dari dalam sumur pengeboran proyek PLTP. Termasuk seorang balita berusia 6 bulan berinisial NZ juga dilarikan ke rumah sakit diduga terpapar gas H2S. (KBRN)/PE
TAG : tapanuli,asahan-labura-labusel,sumut,sekitar-kita