RADARMEDAN.COM, GUNUNGSITOLI - Bayang - bayang varian Omnicorn tidak menurunkan semangat Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk segera bangkit dalam memenuhi kebutuhan setiap harinya. Namun yang terjadi kekisruhan antara Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan ikan dan sayur di Jalan Sudirman dan seputaran Pasar Beringin dengan Satpol PP Kota Gunungsitoli, Selasa (15/02).
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPD Ikatan Pemuda Karya Kota Gunungsitoli, Markus K. Hulu saat ditemui awak media di Kantor Sekretariat DPD IPK Kota Gunungsitoli, Jl. Pattimura No. 91 Kelurahan Ilir, Gunungsitoli - Sumatera Utara, Jumat (18/02/22).
"Tidak seharusnya terjadi kekisruhan, Pemkot harusnya melakukan pendekatan persuasif, tidak dengan main gusur saja," ujar Markus.
Ketua DPD IPK Kota Gunungsitoli Markus K. Hulu menjelaskan bahwa, akibat kisruh itu, beberapa orng PKL cidera. Terakhir dikabarkan, beberapa orang dari unsur PKL tersebut mengalami kerugian akibat dagangan mereka dibuang dan diangkut melalui Mobil Satpol PP Kota Gunungsitoli.
"Ini sangat disayangkan, tindakan Satpol PP Kota Gunungsitoli yang melakukan tindakan kekerasan serta perampasan dagangan PKL tersebut", jelasnya.
Menurut Markus, Tindakan penggusuran PKL, kini tampak menjadi rutinitas Pemkot Gunungsitoli. Ironinya, Pemkot berdalih “menertibkan” demi kenyamanan bersama.
"Kenyamanan apa yang diberikan oleh pemkot terhadap PKL ini, aduuuhhh..... sudahlah..! Tetapi kenyataan justru lain, tindakan tersebut bukannya solutif, ataupun nyaman, malah selalu menuai polemik baru," terangnya.
Lanjut Markus, dimana-mana PKL ditindas dan diseret dagangannya, bahkan tindakan Satpol PP Kota Gunungsitoli oleh sebagian komentar netizen disebut “anarkis, tidak punya hati” hal itu terlihat jelas di Video Viral yang di unggah di media sosial.
Dijelaskannya, perlawanan PKL terhadap tindakan-tindakan penggusuran atau dalam bahasanya pemerintah disebut relokasi PKL, bukan tanpa alasan. Harga kios yang tidak terjangkau, tempat penjualan yang tidak strategis dan tidak representatif yang mengakibatkan nilai jual berkurang adalah alasan untuk melawan.
Markus menilai bahwa cara pandang klasik dan keliru selama ini yang masih bersemayam dalam alam bawah sadar para pemangku kepentingan (Pejabat).
"Nilai Pandang mereka, bahwa PKL tidak lebih dari perusak pemandangan, pengganggu kenyamanan, dan tidak begitu penting dalam menyokong perekonomian nasional hingga kedaerah,pengusaha-pengusaha besar diberi tempat dan kemudahan, bahkan ada yang memakai tanah milik Pemerintah tidak digusur. Tapi PKL digusur," tegas Markus.
Atas hal itu, Markus mendesak Pemkot Gunungsitoli agar merelokasi PKL dengan pendekatan - pendekatan yang komunikatif, ditempat yang strategis dan representatif.
"Jangan asal main gusur! Saya percaya Pemkot Pasti memikirkan solusi yang terbaik," tutupnya mengakhiri.(ril/PE)
TAG : nias,sekitar-kita