RADARMEDAN.COM - Kepala Rumah Tahanan Negara (Karutan) Kelas I Tanjunggusta Medan, Theo Andrianus Purba berharap restorative justice di implementasikan demi tegaknya keadilan.
Hal tersebut disampaikannya, saat menerima silaturahmi Forum Wartawan Hukum Sumatera Utara (Forwakum Sumut), di Pendopo Rutan Tanjunggusta Medan, Selasa (5/10).
"Ini kita dalam kondisi abnormal. Jumlah tahanan di masa pandemi Covid-19 terus bertambah. Kita harapkan penegak hukum mengimplementasikan restorative justice, karena tidak semua pelaku kejahatan harus di pidana," kata Theo Andrianus Purba.
Theo mengatakan, sebaiknya rancangan Undang-undang KUHP Nasional di sahkan segera.
"Wujud dari keadilan salah satu di dalam UU KUHP Nasional ada pidana alternatif, seperti dihukum kerja sosial membayar denda dan lain-lain. Jadi artinya tidak semua perkara untuk dimajukan ke pengadilan," tuturnya.
Orang nomor satu di Rutan Tanjunggusta ini, mengaku banyak merasakan suka dan duka selama mendedikasikan dirinya selama 21 tahun 6 bulan bercengkrama dengan warga binaan.
Ia mengutarakan, membina orang yang salah dalam menjalani kehidupan harus dengan cinta. Dikatakannya, dengan jumlah warga binaan saat ini 4.300 di Rutan Tanjunggusta, banyak pemikiran yang harus di mengerti. Lanjutnya, harus memikirkan mulai dari makanan warga binaan, kesehatan jasmani dan rohani.
"Ini semua tanggungjawab kita. Cara menyikapinya, ya harus menyelami karakter mereka. Maka di sini di pelihara burung lovebird, itu ada filosofinya yang menggambarkan cinta. Jadi artinya kita mau menyebarkan cinta disini," imbuh Theo yang pernah menjabat Karutan Tebingtinggi.
Katanya, untuk penyediaan konsumsi menu harian terus kita perhatikan. Yang disediakan dari menu daging lembu, ayam, tempe bacem, ikan asin, telur sampai buah pisang menjadi konsumsi wajib dihidangkan setia harinya.
Kendati demikian, mantan Karutan Kabanjahe ini menyampaikan masih adanya kekurang dari pelayanan pembinaan yang diberikan ke warga binaan. Ia mengklaim dalam testimoninya, walau begitu jajaran diwajibkan untuk memberikan pelayanan yang humanis dan proporsional.
"Jadi saya juga butuh koreksi, untuk mendapatkan masukan dari Forwakum Sumut, untuk kebaikan Rutan karena saya menganggap Forwakum Sumut ini sebagai saudara," imbuhnya.
Sembari mengajak awak media berkeliling melihat ruang masak dan menu yang disajikan untuk ribuan warga binaan, Theo yang gemar di bidang otomotif menegaskan protokol kesehatan (Prokes) selalu diterapkan secara ketat.
Rutan saat ini juga membatasi kunjungan keluarga warga binaan, ucap Theo, namun pihaknya menyediakan layanan kunjungan lewat video call dan setiap tahanan diberikan kesempatan untuk berkomunikasi dengan keluarga.
"Untuk Prokes ketat diterapkan. Mulai dari wajib memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas (5M). Ditambah dengan kujungan dari luar kita tiadakan maka sampai hari ini tidak ada warga binaan yang terpapar Covid," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Forwakum Sumut Aris Rinaldi Nasution mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kinerja Karutan Tanjunggusta Medan.
"Forwakum Sumut secara organisasi menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas capaian kinerja yang diaplikasikan dengan memanusiakan manusia," katanya.
Ditambah lagi, kata Aris, Rutan Tanjunggusta turut mendukung program pemerintah dalam meminimalisir penyebaran wabah Covid-19.
"Ini suatu capaian yang luar biasa dari ribuan warga binaan tidak ada yang terpapar Covid, semoga kedepan terus berbenah untuk melakukan yang terbaik dengan pelayanan yang maksimal," tukasnya.(kbrn)/PE
TAG : hukum,metropolitan,medan