RADARMEDAN.COM, LABUHANBATU - Hukuman main tampar yang dilakukan Kepala SMA Negeri 2 Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu, Sri Idhawati terhadap puluhan siswa menimbulkan reaksi keberatan dari orangtua murid, Senin (17/02/2020).
Reaksi itu dilontarkan Sukri, orangtua Handoko salah seorang siswa yang dihukum Sri, kepada wartawan mengatakan keberatan atas tindakan kepala sekolah karena hukuman yang diberikan tidak setimpal dengan kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
"Hanya karena tidak pakai dasi dan topi kok harus main tampar, itu yang buat saya keberatan. Kalau siswa itu salah atau melanggar kedisiplinan ditegur dulu. Jika sudah ditegur masih bandal juga, beri surat peringatan, bukan main tampar. Apalagi aksi kekerasan itu dilakukan pada saat upacara bendera, saya keberatan karena saya tidak pernah lakukan kekerasan fisik terhadap anak saya jika dia salah," terang Sukri.
Sukri mengaku selama ini hubungan komunikasinya cukup bagus dengan kepala sekolah. Bahkan sebelum sekolah berdiri tahun 2018 sudah banyak membantu kepentingan sekolah.
Kepala SMA Negeri 2 Bilah Hilir Sri Idhawati S,Pd saat dimintai keterangan Senin siang atas kebenaran peristiwa tersebut awalnya sempat memberikan keterangan berbelat belit, hingga akhirnya mengaku kalau permasalahannya sudah selesai.
"Masalah sudah selesai, tadi orangtuanya sudah kesini. Dan sudah saling minta maaf," kata Sri Idhawati
Ditempat terpisah, Wahyudi abang sepupu Handoko merasa kesal atas tindakan kepala sekolah itu, karena sebelumnya saat ditanya, kepala sekolah tidak langsung jujur mengakuinya.
"Tadi Kepala sekolahnya kan berbelat-belit juga jawabnya. Tindakan seperti itu tidak bisa dibenarkan. Seorang pendidik itu mengajar bukan menghajar," ucap Wahyudi dengan nada kesal. (BS/RM-LB)/PE
TAG : labuhan-batu,sekitar-kita