Keterangan Gambar : Benny Harianto Sihotang (Sipa Munthe)
RADARMEDAN.COM - Sebagai mantan Dirut PD Pasar Kota Medan, Benny Harianto Sihotang mengaku prihatin melihat kondisi PD Pasar saat ini. Beda sekali ketika dirinya masih menjadi pimpinan selama tiga tahun di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kota (Pemko) Medan itu saat lima tahun lalu.
Keprihatinannya itu, disampaikannya Sabtu (05/06) kepada media, saat disambangi di sebuah kawasan di Medan.
Saat ini, ucapnya, para pegawai PD Pasar sering berdemo dikarenakan pembayaran gaji pegawai yang acap telat setiap bulannya. Demikian juga halnya dengan tunjangan hari raya atau natal pegawai.
"Saat ini, kami sudah menerima pengaduan dari 11 pegawai PD. Pasar karena ketidakmampuanya membayar gaji para pegawainya yang akan kami jadwalkan rapat dengar pendapatnya," ungkap Benny, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi C DPRD Sumut.
Disamping itu, sambungnya, BUMD tersebut menunggak pembayaran retribusi sampah kepada Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan, tanpa merincinya.
"Kita pernah menjembati masalah di PD. Pasar terkait soal kewajibannya itu. Kita mengundang pihak terkait, termasuk Bank Syariah Indonesia, Mandiri, untuk memberikan solusi, dan clear," beber anggota dewan yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Medan ini.
Disinggung soal sampah dan kenyamanan di beberapa pasar tradisional di kota yang saat ini dipimpin Bobby Afif Nasution, dia mengenang tatkala dirinya masih menjabat Dirut di BUMD Pemko Medan itu.
"Saat itu, kami sediakan dua unit truk sampah untuk mengangkat sampah dari pasar-pasar dan membuangnya di Tempat Pembuangan Akhir. Tapi saat ini, truk itu tidak bertambah jumlahnya. Sementara volume sampah semakin bertambah di 54 pasar tradisional yang dikelola PD. Pasar. Disamping itu, ada uang kas sebesar enam miliar rupiah yang saya tinggalkan di PD. Pasar," kenang politikus yang juga didaulat sebagai Ketua IPK Kota Medan ini.
Menurutnya, keseriusan kata dan fakta dari Wali Kota sebagai pemilik perusahaan, menjadi faktor penting agar PD. Pasar bisa berkembang maju.
"Apalagi saat ini, Pak Wali Kota kita, menantu Pak Presiden Jokowi. Tentunya akan semakin memudahkan lobi-lobi ke pemerintah pusat untuk pembangunan kemajuan pasar tradisional di Medan dengan kementerian terkait, seperti perindustrian perdagangan maupun koperasi,"katanya.
Profesionalitas para pengelola yang duduk di jajaran direksi, sambungnya, menjadi faktor penting. Karena tanpa adanya keahlian atau kemampuan yang mumpuni di tingkat eksekutif perusahaan itu, maka kemajuan itu tidak akan tercapai.
"Apalagi saat ini Pansel Direksi PD Pasar sedang melakukan penjaringan para calon. Tentu Pansel atau Panitia Seleksi dapat fokus mempertimbangkan hal terkait profesionitas ini. Sebab mengelola PD. Pasar, tidak sama dengan mengelola perusahaan lain. Pasar itu tempat interaksi sosial ekonomj banyak pihak. Ada kepolisian, organisasi massa kepemudaan, pemuda setempat, pedagang, pembeli, bank, produsen, dan lainnya. Maka, disamping direksi itu punya kemampuan manejemen pengelolaan, calon itu juga harus punya keberanian. Tanpa keberanian, maka akan sulit berjalan manajemen pengelolaan," terang tokoh yang sempat juga mantan Dirut PD. Pasar Siantar beberapa tahun lalu.
Jaringan, imbuhnya, wajib dimiliki oleh calon direksi. Sebab, semua strata dan sektor masyarakat brrinteraksi di pasar.
Dirinya sangat yakin kalau Wali Kota Bobby Nasution, serius dan sungguh-sungguh mendukung kemajuan pasar tradisional di Medan.
Keprihatinanya itu didasarkan karena dirinya pernah berada disana dan sangat berharap Pemko Medan dapat memberikan dukungan nyata bagi kemajuan PD. Pasar. Apakah lewat penambahan penyertaan modal atau cara lainnya karena menurutnya Walikota Medan sangat paham soal itu. (Sipa Munthe/PR)
TAG : ekonomi,metropolitan