Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menggandeng Beranda Warisan Sumatra (BWS) merevitalisasi tiga peninggalan sejarah Pesanggrahan Bung Karno di Parapat, Berastagi dan Kotanopan.
Pelestarian warisan budaya ini dianggap penting sebagai penguatan kepribadian bangsa, menjadi destinasi pariwisata dan sumber ilmu pengetahuan bagi para generasi penerus.
Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah mengatakan, Pemprov Sumut mempunyai aset bangunan heritage yang bersejarah untuk bangsa ini, dimana Proklamator atau Presiden Indonesia pertama Soekarno pernah diasingkan dan berorasi di Sumut.
"Melihat hal ini perlulah kita meremajakan kembali karena sudah banyak yang rusak dan berubah karena diperbaiki dengan cara yang salah," ujar Ijeck, sapaan Musa Rajekshah usai rapat kajian cagar budaya mess Pemprov Pesanggrahan Bung Karno bersama BWS di Kantor Gubernur, Jalan Diponegoro, Medan, Jumat (14/1/2022).
Ijeck menuturkan, kali ini Pemprov merasa revitalisasi harus kembali dilaksanakan dengan baik dan menggandeng para tim ahli, agar anggaran yang dikeluarkan untuk proyek ini tidak sia-sia dan bermanfaat hingga jangka panjang.
"Kami tidak mau renovasi biasa-biasa saja, maka kita gandeng yang memang ahlinya dari Beranda Warisan Sumatra juga dari Jakarta ada Pak Mujib dan Ibu Vera yang memetakan kembali daerah-daerah yang pernah didatangi Bung Karno. Saya mau anggaran yang dikeluarkan itu tepat guna sasaran, tidak berulang-ulang ke tempat yang sama," ujarnya.
Ijeck menargetkan revitalisasi ini dapat diselesaikan pada 2023, dan berharap perbaikan dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan bahan yang menyerupai bahan asli, sehingga tidak semata-mata renovasi enak dilihat tapi juga memiliki fungsi dan bertahan lama.
"Saya berharap tempat Pesanggrahan Bung Karno ini jadi tempat edukasi bagi generasi penerus bahwa bangsa ini merdeka tidak sendiri dan tidak mudah. Selain itu juga jadi destinasi pariwisata di Danau Toba, Berastagi dan di Madina," tutupnya.
TAG : sejarah,sumut