Keterangan Gambar : Pekerja CS (Cleaning Service) saat mendorong Makanan Pake Becak Sorong Dari Parawasa menuju Panti Tuna Laras Berastagi
RADARMEDAN.COM,KARO-Dewan pimpinan Cabang Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia(LAMI) Kab Karo mengkritisi besaran anggaran negara untuk warga Binaan Parawarsa dan warga Binaan Tuna Laras namun di anggap tidak manusiawi.
Hal ini ditegaskan oleh Bendahara DPC LAMI kab.Karo, Jhon Junaidi Ginting saat langsung Investigasi di dua UPT di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi yang berada di Jalan Jamin Ginting Berastagi tersebut.
"Kita sudah survei langsung di Parawarsa dan Tuna Laras semuanya sama, bahkan tempat memasaknya tidak layak di ruangan terbuka tanpa adanya atap, apabila hujan turun maka sudah pasti meneteskan kedalam masakan tersebut, ini tidak memanusiakan manusia," tegas Jhon kepada wartawan, Kamis (9/4) sore sekira pukul 16:00 WIB.
Jon Junaidy Ginting juga salah seorang penulis yang tergabung dalam Persadaan Journalist Tanah karo (PJTK) membeberkan bahwa, Parawarsa itu Pembinaan Wanita Tuna Susila dalam artian mendewasakan para wanita dalam binaan, sedangkan Tuna Laras, anak anak yang berkelainan perilaku yang secara fisik berkelainan atau karena terisolasi hambatan gangguan mental.
Untuk itu lanjut Jhon lagi, Parawarsa dan Tuna Laras dibawah naungan Dinas Sosial Provinsi Sumatra Utara bertujuan untuk memanusiawikan manusia agar sehat. Namun kenyataannya dari pola makanan saja sudah kurang sehat.
"Masaknya di Unit Parawasa setelah masak dimasukan kedalam baskom lalu mengunakan sorong menuju unit Tuna laras dengan jarak tempuh sekitar 300 meter, ini sudah nggak betul memanusiawikan manusia seperti ini," kata Jhon lagi.
Sayangnya, ketika hal ini di konfirmasi kepada Plt. Ka.UPT Parawarsa dan Tuna Laras Berastagi, Ardo Sitompul melalui TU Polmer Simanjuntak Via WhatsApp hingga berita ini dikirimkan ke Redaksi, Jumat (10/4/2020) pagi ini, tidak membalas walaupun centreng dua tandanya yang bertanda pesan telah dibaca.(RT/RM/PR).
TAG : karo,daerah,komunitas