RADARMEDAN.COM - Ketua Majelis Umat Kristen Indonesi (MUKI) Sumut, Dedi Mauritz Simanjuntak angkat bicara terkait fenomena dukungan para pendeta melalui acara dekarasi terbuka ataupun melalui rekaman media sosial yang belakangan makin marak.
“Terus terang saya prihatin dengan sikap pemimpin gereja (pendeta) yang menyatakan dukungan terbuka terhadap pencapresan AB tersebut. Gembala Sidang memang diharapkan berperan serta untuk mencerdaskan umat sehingga tidak buta politik, akan tetapi jangan pula terjun langsung ke dalam pusaran politik praktis. Karena telah terbukti disepanjang waktu, menimbulkan dampak yang merugikan kesatuan umat,” terang Dedy di Medan, Jumat, 4/1/2022.
Ia mengatakan tindakan tersebut justru telah mengakibatkan timbulnya polarisasi dikalangan umat. Pendeta/Gembala Sidang seharusnya fokus pada pelayanan dan pembinaan jemaat.
“Mari belajar dari pengalaman Pemilu di masa lalu. Karena dengan belajar dari sejarah, maka kita bisa mengambil sikap yang lebih bijak, dan tidak menjadi terlalu cepat lupa bahwa politik Identitas telah merobek persatuan bangsa kita, “ kata Dedy
Lanjutnya kriteria pemimpin pilihan umat Kristen seharusnya cukup jelas. Yaitu tidak diskriminatif, tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, ras , golongan. Rekam jejak harus menjadi tolok ukur.
“Kami berharap agar umat Kristen bersatu dan tidak mudah terombang-ambing oleh isu/narasi politik yang dimainkan oleh kelompok tertentu. Faktanya mereka yang dahulu menggunakan politik Identitas, sekarang justru mengklaim bahwa tokoh yang di usungnya adalah tokoh pemersatu bangsa,” bebernya.
Ketua DPW MUKI Sumut didampingi Wakil Ketua Pdt.Milkho Legie, Sekretaris Pdt.Richard Simangunsong, dalam wawancara bersama media menyampaikan bahwa MUKI Sumut mengambil sikap tidak menghadiri rencana acara silaturahmi bersama tokoh/ pemimpin Kristen, Jumat, 4/11/2022.
Dedy mewanti-wanti bahwa tidak ada yang boleh mengklaim bahwa Capres tersebut mendapat dukungan dari umat Kristen Sumatera Utara sebagaimana yang terjadi di Jakarta (Keuskupan Agung Jakarta bantah beri dukungan kepada salah satu Capres.
"Karena Kristen tidak tergabung dalam 1 organisasi aras gereja saja, tapi cukup beragam. Sehingga tidak ada yang secara absolute boleh menyebut dapat mewakili seluruh umat," ujarnya.
Dedy Juga mengingatkan bahwa praktek politik yang merusak kesatuan agar sedapat mungkin dihindari .
“Kami mengajak semua pihak untuk mengedepankan cara berpolitik yang elegan dan beradab. Agar suasana kehidupan berbangsa dan bernegara secara khusus di Sumatera Utara tetap kondusif dan terjaga dengan baik.,” tutupnya. (Hanson Munthe)/PE
TAG : sumut,politik,komunitas