RADARMEDAN.COM, Pematangsiantar- Intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Kota Parapat sejak siang hari telah menyebabkan banjir dan longsor di kawasan seputaran daerah wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada hari Kamis (13/5/2021) lalu.
Edis Galingging selaku Ketua Bidang Kajian, Strategi dan Aksi Jalin Sumut menyampaikan jika banjir dan longsor yang terjadi beberapa hari lalu begitu mengejutkan, karena daerah kawasan wisata Parapat merupakan salah satu daerah wisata yang cukup populer di Sumatera Utara maupun di Indonesia.
"Kejadian ini sedikit membuka mata kita semua, bahwasannya ada suatu hal yang tidak baik dengan kondisi kawasan hutan di daerah pinggiran Danau Toba itu,” ujar Edis ketika di konfirmasi melalui Aplikasi WhatsApp pada hari Sabtu, (15/05/2021) sekira pukul 10.00 WIB.
Edis menduga banjir yang terjadi di wilayah itu tidak hanya disebabkan curah hujan yang tinggi, tetapi kawasan hutan di sekitar wilayah tersebut telah berkurang, sehingga menyebabkan berkurangnya daerah resapan air. Selain itu, Hutan yang telah berubah fungsi tidak mampu lagi menampung curah hujan yang turun, atas hal tersebut mengakibatkan banjir dan longsor disekitarnya.
Menurutnya, hal ini harus menjadi perhatian kita semua, terkhususnya kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun agar serius menanggapi hal tersebut.
"Betapa mirisnya jika hal ini terulang lagi mengingat Parapat merupakan daerah wisata kebanggaan Kabupaten Simalungun, seharusnya menjadi perhatian pemerintah kita. Bila perlu Pemkab Simalungun membentuk tim investigasi untuk mencari akar penyebab terjadinya banjir tersebut,” tegasnya.
Kevin Lumban Gaol selaku Ketua Umum Jalin Sumut turut menyampaikan keprihatinannya.
"Banjir ini adalah peringatan keras dari lingkungan untuk kita, sudah selayaknya manusia peka terhadap lingkungan, terutama hutan sebab Hutan merupakan daerah yang berfungsi menyerap air,” ucapnya.
Kevin menyampaikan agar pemerintah mengkroscek kebijakan-kebijakan tentang hutan lindung di negara ini. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus akan terjadi musibah selanjutnya. (Andrew Panjaitan)/PE
TAG : siantar--simalungun