RADARMEDAN.COM, ASAHAN - Sebagian petani Kelapa Sawit di Kabupaten Asahan , kian menjerit setelah harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit terus anjlok. Hal itu membuat warga kian susah di tengah buruknya kondisi ekonomi saat ini.
Salah seorang petani sawit, Husni (45) Warga Padang Sari mengatakan dari sejak sebulan terakhir harga sawit terus merosot, mulai dari harga Rp1.500 dan saat ini hanya dihargai Rp1.000 per kg.
"Barulah tadi kami menimbang hasil panen, itupun harga tinggal Rp1.000. Mau pakai uang mana lagi untuk menyekolahkan anak dan memberi makan keluarga," keluh Husni Sabtu (16/05/2020).
Husni mengaku dirinya hanya memiliki kebun kelapa sawit seluas dua hektar dan maksimal bisa memanen 2 ton TBS setiap bulannya. Dengan hasil sawit yang seadanya itu ia harus menyekolahkan 2 anaknya dan menafkahi keluarganya.
Apalagi diketahui saat ini ditengah wabah covid-19 , semua perekonomian ikut terhambat. Ditambah lagi dalam waktu dekat menjelang hari Raya Idul Fitri.
"Anak saya semuanya sekolah, belum lagi untuk makan keluarga. Kemarin harga sawit belum pecah angka Rp1.500 masih bisalah awak pas-paskan, dengan harga segini apalah yang didapat lagi," ucap Husni.
Pria paruh baya ini berharap, pemerintah daerah dapat mensuport petani kecil, minimal dengan menstabilkan harga-harga jual pertanian.
"Saya berharap, harga sawit kembali stabil, apalagi di musim penghujan seperti ini tidak ada lagi uang masuk lain. Dan saya berharap harga-harga barang di pasar dikontrol," pinta Husni.
Hal senada juga disampaikan Andi (24), Warga Tinggi Raja , Kecamatan Tinggi Raja, Ia juga mengeluhkan harga sawit di kampungnya kian merosot murah. Selang sebulan harga sawit masih berkisar Rp1.000 dan sekarang turun drastis.
"Sekarang harga di tempat kami malah Rp.700, kalau panen 1 ton TBS baru dapat Rp700.000, jadi dapat apalah duit Rp700 ribu ini dibawa ke pasar," terang Andi yang sehari-hari pendapatannya hanya sebagai petani sawit.
Belum termasuk upah panen, jika kebun sawit itu diupahkan dengan harga upah Rp100.000 perton maka dengan harga begitu murah tentu tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Upah panen 1 ton TBS Rp100 ribu, kalau sawit harga segitu bearti sebulan gaji dari penghasilan sawit ini cuma Rp.600 ribu. Manalah cukup untuk menafkahi keluarga," keluh Andi.
Warga berharap, kondisi ini segera dapat diatasi, pasalnya jika kondisi ini terus terjadi tentunya petani sawit semakin terpuruk ekonominya.
"Mudah-mudahan pemerintah segera mengambil kebijakan, dan terus peduli dengan kami petani kecil ini," pintanya. ( Hs/PR )
TAG : asahan,daerah,ekonomi