RADARMEDAN.COM, BATAM - Angkutan Damri merupakan salah satu alat transportasi yang primadona bagi masyarakat Batam. Maka tak mengherankan lagi, jika masyarakat Batam semakin banyak berminat untuk menumpang angkutan Damri tersebut, karena dianggap lebih nyaman dibanding dengan angkutan umum lainnya. Begitu juga menyangkut masalah tarif ongkos yang dikenakan terhadap penumpang tergolong murah, sehingga dapat terjangkau masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Dengan kehadiran amada Damri di Batam selama ini, tentu sangat membantu masyarakat golongan ekonomi lemah dalam melakukan aktifitas mereka sehari-hari.
Seperti pengakuan Rahmad (39), salah seorang warga yang mengaku sebagai penumpang setia Damri itu menyebut, hampir setiap hari mau berangkat kerja, ia selalu naik Damri dari Sekupang menuju Batam Center. Karena waktu keberangkatan Damri itu menurut dia teratur sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Sehingga bila hendak berangkat dan pulang kerja, ia lebih suka memilih naik Damri ketimbang angkutan transportasi lainnya.
“Saya lebih senang naik Damri dari pada naik angkutan lainnya. Kalau naik Damri kan, tarif ongkosnya kan tentu lebih murah lagi. Sisi kenyamananpun lebih terjamin serta pelayanan terhadap penumpang cukup bagus. Makanya saya selalu setia naik damri ketimbang kendaraan lainnya,” ujarnya bangga.
Namun sangat disayangkan, disamping mendapat pujian, sejumlah warga juga bertanya terkait masalah dana perawatan Damri itu. Seperti kata salah seorang sumber yang layak dipercaya menyebut, dana perawatan armada Damri tersebut setiap tahunnya kurang lebih Rp 300 juta per tahun. Padahal masih ada saat ini Damri yang tak layak beroperasi, karena diduga ada kerusakan peralatan mesinnya.
“Kita dengar anggaran perawatan Damri setiap tahunnya mencapai kurang lebih Rp 300 juta per tahun. Nah, kenapa masih ada armada Damri saat ini tak beroperasi karena mungkin ada kerusakan pada peralatan mesinnya. Kalau ngak salah ada 2 unit lagi armada Damri yang ditongkrongkan di lokasi kantor Damri itu. Sementara dana perawatannya sudah dianggarkan. Dikemanakan dana tersebut? Apakah dana itu sengaja dialihkan keperluan yang lain? Ini patut dipertanyakan,” ucap sumber itu dengan nada bertanya.
Guna menghindari berita sepihak, wartawan media ini berupaya melakukan konfirmasi terkait adanya isu miring tersebut. Namun sangat disayangkan, Kepala Unit Damri Cabang Batam Sadi, tidak bersedia ditemui media ini, dengan alasan sangat sibuk.
“Mohon maaf pak, pak Sadi selaku pimpinan kami di sini tidak bisa diganggu. Dia sangat sibuk saat ini di ruangannya,” kata salah seorang stafnya dengan kaku, sembari menyarankan untuk menghubungi Asisten Manager Operasional Damri.
“Bapak hubungi ajalah pak Surung Togi Pakpahan, selaku Asisten Manager Operasional. Pak Surung nantinya akan menjelaskan lebih detail terkait masalah Damri. Bapak itu mengetahui semuanya tentang apa yang mau bapak tanyakan,” ujar pegawai staf itu lagi, sambil menulis nomor handphone Surung Togi Pakpahan dan menyedorkan kepada wartawan media ini.
Anehnya, ketika dicoba menelepon Surung Togi Pakpahan tersebut, hingga beberapa kali dihubungi, tak aktif-aktif dengan nada jawaban dari operator, “nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi” sampai berulang-ulang. Ketertutupan Kepala Unit Damri Cabang Batam ini, tentu mengundang pertanyaan, ada apa sebenarnya dibalik ini. (manser/PR )
TAG : nasional