RADARMEDAN.COM, JAKARTA — Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) mengapresiasi dan akan ikut mempromosikan film-film karya sineas muda di tanah air yang mengangkat tema kearifan dan daya tahan masyarakat lokal. Film bertema kedaerahan ini akan memberikan dampak yang luas baik bagi pembangunan daerah maupun pembangunan nasional.
Hal ini disampaikan Ketua Umum JMSI Teguh Santosa ketika dimintai pandangannya mengenai produksi film "Perik Sidua-dua" yang bercerita mengenai daya tahan masyarakat Karo di Sumatera Utara di masa pandemi Covid-19. Naskah film yang diproduksi Gegeh Persada Film itu ditulis oleh Tuahta Arief alias Hujan Tarigan, salah seorang fungsionaris JMSI Sumatera Utara.
“Kami mendukung karya sineas yang mengangkat setting masyarakat lokal dan nilai-nilai unggul yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, khususnya daya tahan sosial di masa pandemi seperti yang menjadi latar cerita dalam film
“Perik Sidua-dua” ini,” ujar Teguh yang juga merupakan tokoh muda Sumatera Utara di Jakarta.
"JMSI di seluruh tingkatan, baik di provinsi maupun kabupaten dan kota, akan membantu mempromosikan film dengan genre seperti ini. Semakin banyak karya yang dihasilkan sineas-sineas muda yang mengangkat kehidupan masyarakat daerah akan semakin baik dan konstruktif bagi Indonesia,” ujar Teguh yang juga dosen Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Teguh berharap, dukungan dari seluruh keluarga besar JMSI di seluruh Indonesia dapat ikut mendorong keberanian sineas muda di seluruh pelosok nusantara untuk berkreasi melahirkan karya film yang bermutu tinggi.
Teguh juga mengapresiasi inisiatif Gegeh Persada Film yang memproduksi film “Perik Sidua-dua” membedah dan mendiskuikan naskah film itu sebelum memasuki masa produksi yang dijadwalkan akhir tahun ini.
Bedah dan diskusi naskah dilakukan di Royal Room Hotel Danau Toba, Medan, hari Senin (12/12). Produser film “Perik Siuda-dua”, Benson Kaban memaparkan rencana dan persiapan produksi film itu di hadapan 75 kontributor yang akan terlibat dalam pembuatan film.
"Diharapkan dari pertemuan ini banyak masukan dan pendapat sehingga memperkaya ide cerita dan persiapan produksi semakin matang," kata Benson.
Bedah naskah tersebut diberi tajuk "Dengan Spirit Sociopreneur Menuju Industri Film Nasional".
Selain menggelar diskusi dan menggali perspektif dari para kontributor mengenai film dan industri film lokal, acara itu juga diramaikan dengan pementasan Teater Rumah Mata.
"Pementasan teater ini, sekaligus menjadi suplemen tambahan bagi kami menuju masa produksi. Diharapkan dari pementasan "Bah Tuah" karya maestro panggung Sumatera Utara, Agus Susilo, nantinya akan lahir persepektif baru. Sehingga naskah dan kontribusi pendapat dari para kontributor bisa semakin tajam, sesuai dengan judul diskusi kita," kata Benson.
Selain pementasan teater, acara juga akan diisi oleh sejumlah artis Karo, diantaranya Jhon Pradep Tarigan dan Averiana Barus.
“Kita juga mengesplorasi lebih dalam potensi wisata Karo Vulcano Park dan Kaldera Toba yang disampaikan pakar gunung berapi dan ahli cagar budaya Jonathan Tarigan. Sehingga tujuan dan pesan dari film layar lebar Perik Sidua-dua ini semakin jelas dan gamblang,” sambungnya.
Bedah dan diskusi naskah “Perik Sidua-dua” ini diramaikan dengan hiburan yang dibawakan artis Jhon Pradep Tarigan dan Ageriana Barus. (red/JMSI)
TAG : karo,film