RADARMEDAN.COM – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Dairi Ny. Romy Mariani Eddy Berutu hadir dan menjadi pembicara dalam Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari di Venue Yayasan Bali Purnati, Gianyar, Bali pada Sabtu (21/11/2020). Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari yang merupakan sebuah event hasil kolaborasi antara Yayasan Merdi Sihombing dengan Yayasan Losari yang didukung oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan 2020.
Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari tersebut mengusung tema “Berakar Pada Tradisi dan Budaya, Belajar Dari Masyarakat Adat” untuk menerapkan laku hidup lestari yang lebih dikenal dengan istilah sustainable lifestyle.
Dalam diskusi forum tersebut, Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi mengatakan Kabupaten Dairi sangat banyak memiliki potensi produk unggulan yang dapat dikembangkan salah satunya adalah Tenun Ulos Silahisabungan dari Kecamatan Silahisabungan. Saat ini disampaikan Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi, Dekranasda Kabupaten Dairi mempunyai tantangan untuk melestarikan serta mengembangkan Tenun Ulos Silahisabungan mengingat para Penenun Ulos yang ada di Silahisabungan memerlukan regenerasi untuk keberlangsungan Tenun Ulos Silahisabungan.
“Kami (Dekranasda Kabupaten Dairi) bersama Yayasan Merdi Sihombing pada tahun 2019 yang lalu mulai mengembangkan Ulos dari adat menjadi tenun ke arah fashion yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan pewarna alami. Hasilnya seperti pakaian yang kami gunakan saat ini yang merupakan hasil dari penggunaan pewarna alam,” ungkapnya.
Selain itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi juga menyampaikan bahwa Dekranasda Kabupaten Dairi hadir dalam Forum tersebut jug mengikutsertakan penenun ulos muda dari Silahisabungan yang masih berusia 22 tahun Agnes Simanjorang (Desa Silalahi II) yang akan menjadi salah satu generasi penerus penenun ulos di Silahisabungan.
Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi mengatakan hal tersebut menjadi sebuah harapan dimasa yang akan datang agar di Kabupaten Dairi Tenun Ulos Silahisabungan tetap dapat dilestarikan dan berkelanjutan. Untuk pewarna alam yang digunakan untuk Tenun Ulos Silahisabungan, Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi mengatakan para penenun menggunakan bahan alami untuk pewarna dari seputaran kawasan Danau Toba khususnya di kawasan Tao Silalahi.
“Misalnya Silahisabungan sebagai penghasil bawang merah, kulit bawang merah itu digunakan penenun untuk menghasilkan pewarna alami warna cokelat,” jelasnya.
Sementara itu, Merdi Sihombing sebagai Pendiri Yayasan Merdi Sihombing dalam diskusu tersebut mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan referensi bagi masyarakat umum agar dapat hidup lebih baik dengan alam tanpa merusak alam sekitar kita.
“Kerusakan bumi masih menjadi topik pembicaraan di kalangan tertentu saja. Belum banyak yang sadar dan menyepakati sebuah tindakan dan cara hidup yang berkelanjutan agar bumi lestari. Padahal kerusakan bumi sebagian besar berasal dari aktivitas manusia karena bergantinya gaya hidup dari ‘needs’ menjadi ‘wants’,” ungkap Merdi Sihombing yang juga pegiat sustainable fashion. Merdi Sihombing mengatakan sejatinya manusia sebagai penghuni bumi dapat melakukan berbagai langkah kecil dalam gaya hidup sehari-hari untuk tetap menjaga kelestarian Bumi mulai hidup dengan sadar, kurangi konsumsi yang berlebihan dan aktivitas yang meninggalkan jejak karbon serta perbanyak sebuah tindakan memberi kepada alam.
Dalam Forum Bincang dan Laku Hidup Lestari tersebut, Dekranasda Kabupaten Dairi hadir dengan menampilkan produk Tenun Ulos Silahisabungan yang merupakan hasil tenunan dari para Penenun Ulos Silahisabungan. Beberapa kegiatan ditampilkan dalam forum tersebut diantaranya pembuatan sabun alami serta lokakarya pewarnaan alam.(HM/PR )
TAG : daerah