RADARMEDAN.COM, Jakarta – Calon Presiden nomor urut 02 Pak Prabowo Subianto diminta untuk selalu berbasis data dalam memberikan pernyataan kepada masyarakat atau pendukungnya, khususnya menjelang debat kedua yang akan diadakan hari Minggu (17/2). Hal ini rentan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Lebih jauh, akibatnya muncul suasana tidak kondusif dan berimbas  pada perang kata-kata terutama di media sosial.
Hal ini disampaikan Viktor S Sirait, Pengurus Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) menanggapi beberapa pernyataan kontroversial Prabowo dalam beberapa waktu terakhir.
Ia mencontohkan pernyataan Prabowo soal selang yang dipakai 40 orang pasien cuci darah secara bergantian. Menurut Viktor, pernyataan Prabowo itu menyesatkan karena hal itu tidak benar dan direktur RSCM pun sudah membantah.
"Direktur RSCM sudah membantah secara tegas dan menyebutkan RSCM menggunakan sekali pakai (single use) baik untuk selang hemodialisis maupun dialiser," katanya.
Pernyataan Prabowo lainnya yang menyesatkan, kata Viktor, adalah ihwal potensi negara Indonesia punah jika dirinya dan Sandiaga Uno kalah dalam pemilihan presiden 2019.
“Itu pernyataan yang sangat menyesatkan dan asal bunyi. Bagaimana mungkin Indonesia akan punah hanya karena akan mereka kalah. Indonesia akan tetap melangkah, menuju indonesia maju, masyarakat sejahtera di seluruh tanah air dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Rote di bawah kepemimpinan bapak Jokowi yang akan memimpin bangsa ini periode kedua lima tahun ke depan,†ujarnya.
Pernyatan lain yang kontroversial, lanjut Viktor, adalah pernyataan Prabowo soal kebocoran anggaran negara sebesar 25% atau sekitar Rp 500 triliun. Menurutnya, Prabowo jangan asal ngomong soal kebocoran negara sementara dia tak dapat menunjukkan buktinya.harusnya pernyataan jni harus diikuti oleh bukti-bukti, sehingga layak untuk diperdebatkan atau didalami.
“Presiden Jokowi sendiri sudah menantang Prabowo kalau punya bukti bawa saja ke KPK. Tapi apa, sampai sekarang Prabowo tidak bisa menjawab tantangan Jokowi itu,†ujarnya.
Yang terbaru, Prabowo mengatakan bahwa harga beras dan daging di Indonesia tertinggi di dunia. Padahal, dari data yang ada, kata Viktor, masih banyak negara yang harga berasnya jauh lebih tinggi dari Indonesia.
Dia memberi contoh harga beras di Indonesia Rp 12.000 per kg atau lebih murah dibandingkan Jepang yang mencapai Rp 59.000 per kg.
“Demikian juga pula harga daging. Harga daging di Indonesia rata-rata Rp 80 ribu sementara di Swiss  mencapai Rp 675.000 per kg serta Hong Kong mencapai Rp 276.000 per kg,†ucapnya.
Dia meminta agar Prabowo dalam setiap pernyataan atau kampanye ke pendukungnya bisa menggunakan data yang akurat sehingga tidak terkesan asal bunyi.
“Pernyataan-pernyataan asal bunyi sangat rentan menimbulkan gesekan di masyarakat. Jangan membuat pernyataan asal bunyi dan menyesatkan hanya demi ambisi kekuasaan. Politik semacam ini sangat tidak sehat,†tutupnya.
Jelang debat calon presiden 2019 kedua menyoal energi, infrastruktur, pangan, sumber daya alam dan lingkungan hidup yang akan berlangsung pada Minggu (17/2) besok. Viktor meyakini, dalam debat Prabowo akan melontarkan hal-hal yang sebelumnya sering diucapkannya tiap kali mendapat kesempatan dipanggung.
"Saya yakin, tak ada hal baru dari Prabowo. Minim pengalaman, tak pernah jadi bupati atau walikota, DPR atau gubernur mau langsung jadi presiden. Yang terjadi ya asal bunyi,†katanya lagi.
Untuk itu Viktor berharap rakyat Indonesia meluangkan waktu menyaksikan tiap kali debat pilpres berlangsung.
"Debat itu penting, jadi kita tahu mana yang punya prestasi dan mana yang hobbynya hanya nyinyir," tutupnya. (Berita ini telah dimuat di tagar.id