RADARMEDAN.COM - Usus buntu sering dianggap salah satu organ yang kurang berfaedah dan sebaliknya dianggap malah menimbulkan penyakit yang mematikan. Kenyataannya, ilmuwan menemukan bahwa usus buntu mempunyai peran vital bagi kesehatan manusia.
Usus buntu atau apendiks adalah katung buntu berbentuk cacing kecil yang keluar dari sekum atau usus besar. Menurut National Institutes of Health, satu dari 20 orang pernah menderita radang usus buntu. Charles Darwin pernah berspekulasi bahwa usus buntu tidak lagi berfungsi ketika nenek moyang manusia mengandalkan pola makan berbasis buah sehingga mudah dicerna.
"Jika Darwin mengetahui apa yang para ilmuwan ketahui sekarang tentang usus buntu, dia tidak akan pernah mengatakan bahwa itu adalah sisa-sisa evolusi yang tidak berharga," kata William Parker, seorang profesor bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Duke di Durham, Carolina Utara, kepada Live Science.
Dilaporkan dalam Journal of Theoretical Biology, Parker dan rekan-rekannya menemukan usus buntu dapat berfungsi sebagai reservoir bakteri usus yang berguna pada tahun 2007. Ini adalah jenis bakteri yang membantu tubuh mencerna makanan.
Ketika penyakit mengeluarkan mikroba baik dan jahat dari usus, bakteri baik dapat muncul dari apendiks untuk membantu memulihkan usus kembali sehat.
Selain itu, usus buntu memiliki jaringan limfoid dengan konsentrasi tinggi. Jaringan ini menghasilkan sel darah putih yang dikenal sebagai limfosit yang membantu meningkatkan respons sistem kekebalan terhadap kuman yang menyerang.
"Temuan itu menunjukkan bahwa usus buntu dapat membuat dan melatih sel-sel kekebalan tubuh," kata ahli biologi evolusi Heather F. Smith dari Midwestern University di Glendale, Arizona, mengatakan kepada Live Science.
Parker mengatakan begitu pentingnya fungsi usus buntu bagi manusia. Bahkan jika tidak ada usus buntu, akan banyak orang meninggal karena penyakit menular daripada yang seharusnya.
"Jika tidak ada usus buntu, saya pikir lebih banyak orang akan meninggal karena tinggal di daerah yang padat dan dengan sanitasi yang buruk," katanya.
Dengan usus buntu, orang akan memiliki antibiotik untuk membantu mereka bertahan hidup karena memiliki reservoir bakteri yang membantu memulihkan kondisi dari infeksi berbahaya.
"Secara keseluruhan, dunia tanpa usus buntu mungkin membuat umat manusia lebih sering sakit. Gagasan bahwa usus buntu adalah organ yang tidak penting dengan sendirinya terbantahkan," katanya.(ysw)/sindonews/PE
TAG : gaya-hidup,kesehatan