RADARMEDAN.COM, MADINA - Pada kunjungan kerja (kunker) hari pertama di Padangsidimpuan, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal (Madina), Selasa (6/10), Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan kekecewaannya pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Satgas Penanganan Covid-19 Madina atas penanganan, sosialisasi dan penerapan protokol kesehatan masyarakat di Madina yang dinilai kurang maksimal.
Hal ini disampaikan Gubernur pada kunker di Posko Satgas Covid-19 Madina di Bagas Godang Jalan Williem Iskandar Nomor 10, Pidoli Dolok Panyabungan Madina. Berdasarkan hasil pengamatannya pada kunker ini, ia melihat masyarakat kurang mematuhi protokol kesehatan, padahal jumlah masyarakat yang terpapar Covid-19 di daerah ini terus meningkat.
"Itu rakyat kita tidak tahu, kalau tidak kita ingatkan. Saya melihat secara riil kondisi ini dimulai dengan mengunjungi pesantren dan sepanjang jalan. Saya melihat Madina ini tidak ada yang menangani terkait dengan adanya sosialisi Covid-19 ini dengan memberitahukan penyesuaian kebiasaan baru pada masyarakat. Kalau saya lihat pembiaran dan masa bodoh," ucap Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi meminta maaf atas penyampaiannya tersebut ke publik. Namun hal ini penting ia ingatkan agar penanganan Covid-19 ini dapat diselesaikan dengan segera. Selain itu, tidak ada unsur politik ia mengutarakan hal tersebut, semata-mata mengingatkan Satgas Covid-19 Madina untuk maksimal dalam penangan Covid-19 di Madina.
"Maafkan saya harus menyampaikan ini. Tapi ini harus saya ingatkan demi melindungi rakyat kita. Tidak ada unsur politik dalam ucapan saya. Mari kita saling memperbaiki dan bekerja secara maksimal," ucap Edy.
Hadir dalam kunjungan itu Pjs Bupati Madina Dahler Lubis, Ketua PKK Sumut Nawal Edy Rahmayadi, Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution, Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Binsar Situmorang, Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Provinsi Sumut Effendy Pohan, Kepala Dinas Sosial Sumut Rajali, Sekretaris Satgas Covid-19 Sumut Arsyad Lubis, para dokter dan tenaga medis.
Edy juga berpesan pada Satgas Covid-19 Madina untuk tidak lagi menerapkan karantina mandiri pada masyarakat yang telah terpapar Covid-19 untuk mencegah penularan di keluarga. Edy meminta Satgas dan Pemkab Madina untuk segera menyiapkan karantina tambahan bila pasien terus bertambah.
"Saya minta untuk tidak melakukan karantina mandiri. Semua masyarakat yang sudah terjangkit untuk ditampung di suatu tempat, bisa juga menyewa hotel. Kalau dana tidak ada lapor ke provinsi," katanya.
Dalam arahanya, Edy juga meminta untuk segera melakukan contact tracing terhadap pasien yang telah terpapar. Untuk proses percepatan swab, Edy memerintahkan Satgas Covid-19 Sumut untuk menyerahkan bantuan peralatan pendukung ke Satgas Covid-19 Madina. Selain itu, Edy juga menyerahkan bantuan berupa 260 unit handsanitizer, 520 APD dan 1 unit ventilator untuk anak.
Pjs Bupati Madina Dahler Lubis dalam laporannya menyatakan bahwa di Madina tenaga kesehatan merupakan pasien terbanyak terpapar Covid-19. Data hari ini, keseluruhan terdapat 181 kasus yang dilaporkan.
Dahler menyatakan, pihaknya bersama Forkopimda telah melaksanakan beberapa pencegahan dan sosialisasi ke masyarakat, di antaranya operasi yustisi, sosialisasi protokol kesehatan, menetapkan Bagas Godang Madina sebagai tempat karantina, pembagian masker dan menghentikan proses belajar mengajar di sekolah.
"Saya laporkan Pak Gubernur, kita telah menyiapkan 50 tempat tidur untuk karantina. Bila terjadi lonjakan kita akan segera menyiapkan tempat lain seperti hotel dan sebagainya," ucap Dahler.
Mengenai Pilkada serentak 2020, Dahler mengatakan Pemkab Madina telah menyalurkan dana hibah seluruhnya dan sampai saat ini belum ditemukan kendala lain dalam persiapan Pilkada tersebut.(humas /red/PR)
TAG : tapanuli