RADARMEDAN.COM - Kunjungan hari ke 3 di Sumatera Utara, sebelum bertolak ke Karo, Presiden Joko Widodo bertemu relawan Bara JP di Hotel JW Marriot, Medan 04/2/2022 sekira pukul 07.00 WIB.
Saat ditemui sejumlah wartawan di Medan, Heryanson Munthe Ketua Bara JP Sumatera Utara mengatakan membawa sejumlah masukan dari masyarakat.
"Sejumlah masukan dari masyarakat, kita sudah tuliskan dalam bentuk surat, dan diterima langsung oleh ajudan beliau, berharap segera ada tindak lanjutnya," kata Munthe.
Dalam keterangannya, sejumlah persoalan yang dihadapi para petani merupakan poin yang pertama. Mahal dan langkanya pupuk bersubsidi membuat petani menjerit, karena tidak sesuai biaya produksi dan hasil panen.
"Pendalaman kita di toko pupuk di berbagai daerah, semua serba naik, 20-40%, bukan hanya pupuk, obat-obatan pertanian juga, kita berharap pemerintah menerbitkan regulasi sama seperti yang diterapkan di apotek, pemerintah harus berperan aktif mengontrol pupuk dan obat-obatan, bila perlu disiapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai aturan dan undang-undang yang berlaku," kata Munthe.
Menurutnya dalam surat juga tertuang beberapa poin tentang permasalahan mafia tanah dan premanisme. Eks tanah HGU, perubahan lahan APL di desa Nagori Tongging, lahan pertanian pengungsi Sinabung di Siosar, pemerataan pembangunan, hingga saat ini masih ada jalan di Simalungun, Dolok Silau yang belum pernah menerima jalan aspal.
"Selain itu, dalam tatanan pemerintahan masih dibutuhkan keseriusan aparat dalam melayani masyarakat, agar tagar percuma lapor polisi bisa diperbaiki, itu kira-kira poin pentingnya," ujar Munthe.
Kehadiran Presiden Joko Widodo di Sumatera Utara khususnya Kawasan Danau Toba mendapat perhatian khusus dari relawan.
"Perhatian Presiden Joko Widodo kepada Sumatera Utara, khususnya Kawasan Danau Toba luar biasa, kita berterimakasih untuk itu. Harapan kita, agar program-program yang dilakukan bisa lebih nyata. Seperti program penghijauan, tidak perlu jutaan pohon ditanam, tapi tumbuh hanya beberapa, lebih baik tanam sesuai kemampuan, tapi persentase tumbuhnya tinggi, karena dirawat," ujarnya.
Ia mengaku sudah beberapa tahun melakukan penanaman pohon di Kawasan Danau Toba, Sipiso-piso, tidak banyak, tapi kaliandra yang ditanam tumbuh, dan tidak terbakar lagi. (SP)/PE
TAG : danau-toba,sumut,ekonomi,nasional,komunitas