Keterangan Gambar : SPBU 14.221.245 Balimbingan, Tanah Jawa, terlihat sepi dari konsumen yang mengunakan jeringan, hanya beberapa antrian kendaraan sepeda motor yang sedang melakukan pengisian BBM. Senin, (16/09/2024).
RADARMEDAN.COM,SIMALUNGUN - Usai pemberitaan media ini beberapa hari lalu tentang dugaan pungli dan dugaan penyelewengan Subsidi BBM menggunakan jerigen di SPBU 14.221.245 Balimbingan, Tanah Jawa, terlihat sepi dari konsumen yang mengunakan jeringan, hanya beberapa antrian kendaraan sepeda motor yang sedang melakukan pengisian BBM. Senin, (16/09/2024).
BACA JUGA : Jerigen Membludak di SPBU 14.221.245 Balimbingan, Lokasi Dekat Polsek Tanah Jawa
Informasi yang diperoleh wartawan diseputaran lokasi mengatakan jika sejak pemberitaan SPBU tersebut, setiap konsumen yang membawa jerigen disuruh pulang dengan alasan tidak diijinkan salah satu tim media ini. Padahal Tim media tidak ada kaitannya dengan pendistribusian BBM dengan Konsumen, tim media hanya melihat penyaluran atas subsidi BBM seperti Pertalite dan Bio Solar telah sesuai dengan aturan Pemerintah yang berlaku serta tidak terjadinya dugaan praktek pungli dan mencegah terjadinya penyelewengan Subsidi BBM. Hal tersebut menimbulkan dugaan jika pihak SPBU ingin mengadu domba tim media dengan masyarakat konsumen yang menggunakan jerigen karena perilaku sebelumnya telah dibuka ke publik oleh media ini dan beberapa media online lainnya.
"Tidak hanya itu, salah satu konsumen inisial IN menyampaikan, jika para Agent yang divideo itu dikenal, kutandainya wajah orang itu, rerata kukenalnya mereka. Mereka kan keberatan karena rerata beli banyak pakai jeringen. Jadi karena gak bisa lagi maka mereka keberatan,"sebutnya (16/09).
Seperti diketahui sebelumnya, tindakan pelanggaran tersebut di duga terkoordinir atas perintah inisial ‘H.S’ yang diketahui merupakan pelaksana (Humas) dari SPBU 14.221.245 tersebut, yang mana berdasarkan penelusuran tim media, telah terjadinya dugaan pelanggaran dan melawan hukum tersebut dengan modus memperjual belikan BBM subsidi jenis pertalite dan bio solar kepada sejumlah oknum yang dengan menggunakan jerigen, dengan upah 5000 hingga 10.000 rupiah per jerigen ( 1 jerigen berisi 35 liter).
KC salah seorang warga Kecamatan Tanah Jawa kepada media ini mengungkapkan, dirinya membenarkan perihal pengutipan tersebut serta mengungkapkan keberatan nya atas kejadian yang menimpa nya dan beberapa pembeli lain nya tersebut.
“Kalau saya beli minyak nya sekali 3 hari lah bang, itupun 1 jerigen aja, dan memang harus bayar 5 ribu dari setiap jerigen nya, kadang kalau gak kita kasih dari literan nya dikurangi orang itu, sudah rahasia umum itu bang,” papar nya.
“Sudah pernah memang kami buktikan bang, saya beli pertalite 300 ribu, dan sampai dirumah saya literin ternyata gak sampe 30 liter, kan gak mungkin BBM punya sayap kan bang?” tambah nya dengan nada kesal.
Masih di Kecamatan Tanah Jawa, hal yang sama juga diungkapkan beberapa narasumber inisial IN, RS serta seorang ibu rumah tangga, ketiga nya mengungkapkan jika pengutipan tersebut sangat lah membeban kan bagi sebagian pelaku usaha UMKM di Kecamatan Tanah Jawa dan Hatonduhan, serta memaparkan jika SPBU 14.221.245 melalui pelaksana nya H.S diduga telah berkonspirasi dalam melakukan penimbunan BBM.
“Memang benar kok bang kami dikutip 5 ribu, bahkan sering lagi saya jumpa di SPBU itu orang dari Siantar datang membeli BBM bawa jerigen, memang terkenal SPBU Balimbingan ini bang paling bebas jual BBM Subsidi,” tegas IN
“Kalau menurut saya, sama lah penghasilannya pengusahanya dengan oknumnya itu bang dari BBM yang dijual belikan orang itu pakai jerigen,” tambah IN.
“Sering bang datang kesitu ngisi BBM subsidi pakai mobil pengangkutan orang Hatonduhan sana, hampir tiap hari pun kadang, dalam 1 hari bisa sampai 2 trip,” papar RS.
“Biasanya dilangsir mobil itu dulu BBM trip I nya bang ke kedai panjang baru sekalian habis ngisi trip II dimuat nya semua, pokoknya bisalah dia perhari membawa 40 jerigen atau sekitar 1200 liter BBM bersubsidi, dan setahu saya dibawa nya ke arah Hatonduhan sana BBM nya bang,” ucap seorang ibu rumah tangga menambahkan keterangan dilokasi yang sama.
“Coba kita pikirkan, untuk apa dibuatnya BBM itu sampai 1200 liter per hari bang? Bisa saja dia sudah kerja sama dengan si H.Samosir itu menimbun minyaknya kan bang?” Sambung RS sembari memperlihatkan sepenggal video.
“Kemarin saya disuruh mengurus surat keterangan dari kantor Kepala Desa bang, ternyata tetap juga nya harus ngasih lagi di SPBU itu untuk beli BBM nya, berarti gak ada guna nya surat dari kantor Kepala Desa itu kan?” tambah ibu rumah tangga tersebut memberi keterangan.
Selain itu, kata ibu rumah tangga tersebut jika dahulu, SPBU tersebut pernah diberitakan media lain akan tetapi hanya tutup 1 hari lalu hal yang sama lanjut lagi.
Para narasumber menyampaikan jika kedepannya SPBU 14.221.245 mewajibkan harus barcode atau surat keterangan maka mereka bersedia ikuti aturan tapi jangan bayar tambahan dan bisa berkeadilan.
"Nanti kalau datang yang bawa jeringan banyak, itu yang dilayani deluan. Sampai antri, sementara kami cuma 1 hingga 2 jeringen, bisa nanti antri panjang. Padahal sama sama bayar uang jeringennya,"sebut para narasumber saling mendukung.
Sementara H.Samosir disebut merupakan pelaksana (Humas) dari SPBU 14.221.245 Hingga saat berita ini masuk ke redaksi belum berhasil dikonfirmasi terkait perihal informasi tersebut.
Pahala Sihombing,SE selaku Ketua Lembaga Pengamat Penyelenggara dan Pelayanan Publik (LP4) angkat bicara dalam menyikapi kondisi yang terjadi saat ini.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Kapolres Simalungun terkait kejadian ini, dan kita akan menyurati Kapolres Simalungun, agar menjadi dasar bagi pihak nya untuk segera menindak tegas aksi pelanggaran tersebut,” ungkap Ketua LP4.
“Kita juga akan segera menyurati dan melaporkan kepada Dirjen Migas beserta melampirkan bukti pendukung, agar tindakan seperti ini segera ditindak tegas, serta memberi pelajaran penting kepada SPBU nakal lain nya,” tutup nya.
M.Sirait yang merupakan salah satu tokoh masyarakat sekaligus Ketua Pemuda Pancasila Pimpinan Anak Cabang (PAC) Tanah Jawa ketika ditanyai pendapatnya mengungkapkan, dirinya sangat menyayangkan hal tersebut bisa terjadi.
“Sudah seharusnya saat ini jangan lagi ada aksi-aksi atau tindakan monopoli dalam menjalankan roda perdagangan BBM subsidi, terkhusus nya di Kecamatan Tanah Jawa ini, sehingga rakyat yang benar -benar membutuhkan dapat merasakan nya," papar Ketua PP PAC Tanah Jawa tersebut.
“Sebenarnya hal ini kan sudah menjadi rahasia umumnya, untuk apalah berdalih mengatakan tidak ada menerima tarif 5 ribu sampai 10 ribu per jerigennya, kan hanya memperkeruh aja kalau seperti itu?” jawab M.Sirait
“Harapan saya kedepan nya, kiranya pihak management SPBU 14.221.245 segera tanggap lah dalam menyikapi permasalahan yang terjadi, sehingga produktifitas masyarakat sekitar sini pun tidak terbengkalai akibat permasalahan ini,” papar Ketua Pemuda Pancasila tersebut.(Tim)/PE
TAG : siantar--simalungun,sumut