Keterangan Gambar : Pj Kepala Desa Selat Besar Syamsul Choir Nasution, menerima aduan warga, Senin (9/10/2023)
RADARMEDAN.COM, LABUHANBATU - Warga Sei Nibung Dusun Cinta Karya Desa Selat Besar, Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara, mengaku kecewa.
Pasalnya belasan warga disana telah menyetor uang masing-masing sebesar Rp 1 juta per KK kepada oknum LSM yang mengaku bisa memenuhi impian warga guna membantu pengadaan aliran listrik serta meteran PLN.
Uang tersebut disetor melalui Wakil Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) setempat serta disaksikan Kepala Dusun (Kadus) sekira dua tahun lalu, namun hingga kini dusunnya tak kunjung diterangi listrik.
Menurut warga, hingga kini tidak ada tanda-tanda akan masuknya aliran listrik seperti yang diharapkan, semisal berupa pendirian tiang maupun pendataan warga yang menjadi pelanggan PLN yang baru.
Hingga akhirnya belasan warga tersebut mengadukan permasalahan itu kepada Pj Kepala Desa Selat Besar, Syamsul Choir Nasution, Senin (9/10/2023) siang.
PJ Kepala Desa Selat Besar Syamsul Choir Nasution, di ruang kerjanya didampingi Sekretaris Desa (Sekdes) Sakinah, bersama Wakil Ketua BPD Siongli Siahaan, dan Kadus Cinta Karya Adfendi Aritonang, mengatakan pihaknya akan berupaya menampung aspirasi warga guna diteruskan kepada pihak yang bersangkutan.
"Aspirasinya kita tampung, terkait masalah memasukkan arus listrik PLN akan diupayakan," terang Syamsul Choir Nasution.
Di ruangan kepala desa, salah seorang warga Parman Situmorang, mengaku saat diadakan musyarawah bersama oknum LSM yang dihadiri petugas PLN, setiap KK sepakat untuk bayar Rp 1 juta, namun saat itu ada juga yang membayar Rp 500 ribu.
"16 KK sudah bayar, tetapi hasilnya tak jelas, yang ngutip BPD disaksikan Kadus, petugas PLN," ungkap Parman Situmorang diamini Mangapul Simbolon.
Sementara, Wakil Ketua BPD Selat Besar Ongli Siahaan, yang menerima uang dari warga didampingi Kadus Adfendi Aritonang, kepada kepala desa menerangkan, sebelum digelar musyawarah di dusun, seseorang warga Desa Tanjung Haloban inisial PM (oknum LSM) datang kepadanya guna menawarkan pihaknya mampu mengurus dan memasukkan aliran listrik PLN ke daerah itu.
"Saat itu pertemuan dihadiri petugas PLN, kemudian dilakukan musyawarah dan uang yang dikutip berjumlah Rp 9 Juta lebih," ungkap Siongli.
Lebih jauh diungkapkan Siongli Siahaan, pihaknya memberikan uang sebesar Rp 9 juta ke PM, sebagai uang pengurusan dimana janjinya akan diurus oleh rekannya di Medan inisial KM.
"Saya serahkan uangnya kepada PM, sisanya untuk biaya operasional kami ke Medan.” terang Siongli diamini Kadus Adfendi Aritonang.
Menanggapi hal tersebut, Syamsul Choir Nasution, mengatakan pihaknya akan berupaya mengundang PM yang diketahui merupakan anggota BPD Tanjung Haloban, guna meminta keterangan sekaligus akan melanjutkan permohonan warga kepada pihak PLN agar aliran listrik dapat dinikmati warga disana.
"Nanti kita coba komunikasikan dengan pak PM, dan akan kita buatkan permohonan kepada PLN bagaimana prosedur bagi pelanggan yang baru," ujar Syamsul.
Salah seorang petugas Unit Layanan Pelanggan (ULP) Labuhanbilik yang hadir pada saat musyawarah beberapa tahun lalu Hotmando Sipayung, ketika dikonfirmasi melalui selularnya kepada wartawan mengatakan pihaknya hadir hanya sebatas melakukan survey dan pendataan.
"Kita hanya survei dan mendata, habis itu pulang, Pak," pungkas Hotmando Sipayung.
Manejer PLN ULP Labuhanbilik Elis Pahala Nainggolan, saat dikonfirmasi guna dimintai tanggapanya, hingga saat ini belum bersedia memberikan tanggapan.
Adapun warga yang hadir masing-masing Parman Situmorang, Mangapul Simbolon, Romo Sinulingga, Tondi Sianturi dan Luhut Nainggolan.
Sementara warga lainnya Oktober Pasaribu, Lamhot Sianturi, Roni Pasaribu, Nurmaida Boru Manurung, Hety Sianturi, Rasdin Sinaga, Ahmat Pakpahan, Lamhot Nainggolan, Ramot Sibarani, Robet Sibarani dan Fredi Gultom, tidak dapat hadir. (BS)/PE
TAG : labuhan-batu