Keterangan Gambar : Puluhan masyarakat Sei Tampang yang mengatasnamakan Persatuan Pemuda Simpang Hari Sawit Jaya ( PAS-HSJ), kembali melakukan aksi unjuk rasa terhadap perusahaan perkebunan PT Hari Sawit Jaya (HSJ) Rabu (24/07)
RADARMEDAN.COM, LABUHANBATU - Puluhan masyarakat Sei Tampang yang mengatasnamakan Persatuan Pemuda Simpang Hari Sawit Jaya ( PAS-HSJ), kembali melakukan aksi unjuk rasa terhadap perusahaan perkebunan PT Hari Sawit Jaya (HSJ) karena tuntutan selama ini belum ada terealisasi.
General Manager (GM) PT HSJ Andi Prasetyo saat dimintai tanggapannya, Rabu (24/07) mengaku tidak mengetahui adanya aksi unjuk rasa. "Gak copy aku. Lagi kunjungan dengan tamu ke lapangan," balas Andi melalui WhatsApp.
Saat disinggung terkait tuntutan masyarakat sebelumnya, yakni pada 5 Juli 2023, dan hasil mediasi yang digelar pada 10 November 2023 lalu, belum terealisasi. Andi meminta untuk mempertanyakan hal itu kepada Humas.
"Komunikasi dengan humas ya bang. Infonya humas ada berikan bantuan," ujarnya.
"Nanti humas diskusi dengan bapak, " tambah Andi saat dikonfirmasi, Kamis (25/07/2024).
Sementara itu, Humas PT HSJ Ray Saragih saat dimintai tanggapannya, tidak bersedia memberikan keterangan.
Koordinator aksi PAS-HSJ, Rimba Sianturi saat dihubungi membenarkan ia dan masyarakat sekitar telah melakukan aksi, namun kecewa karena pihak perusahaan tidak bersedia menemui massa pengunjuk rasa.
"Padahal surat pemberitahuan aksi sudah kita layangkan pada Selasa 16 Juli 2024 kemarin, tapi gak apa-apa kita akan buat aksi lebih besar lagi," kata Rimba.
Rimba juga menjelaskan, aksi ini kembali dilakukan karena sejumlah tuntutan warga selama ini satu pun tidak terealisasi.
"Belum ada terealisasi, semua hanya PHP," tegas Rimba.
Aksi yang terjadi pada Rabu (24/07), menuntut agar perusahaan PT HSJ menghentikan kegiatan kendaraan yang lalu lalang karena diduga telah mengakibatkan kerusakan rumah warga akibat getaran yang ditimbulkan truk milik perusahaan yang diduga melebihi tonase. Juga mengakibatkan polusi udara saat truk keluar-masuk.
Tak sampai disitu, warga juga menuding perusahaan Asian Agri Grup itu telah merusak kelestarian lingkungan hidup. (BS)
TAG : labuhan-batu