Pembangunan ala Kapitalis: Megah di Atas Kertas, Rapuh di Realitas
Oleh : Radar Medan | 05 Nov 2025, 12:30:33 WIB | 👁 402 Lihat Opini
Keterangan Gambar : Ilustrasi
RADARMEDAN.COM - Audiensi antara Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas dan BEM SI Kerakyatan Sumut beberapa waktu lalu tampak sebagai langkah demokratis dan penuh harapan. Di ruang rapat Balai Kota, isu-isu strategis dibahas, mulai anak jalanan, banjir, pendidikan, hingga pungli parkir (portal.medan.go.id, 31/10/2025).
Semua terdengar menjanjikan. Namun di balik bahasa manis “jawaban tuntas” pemerintah, realitas di lapangan tetap muram. Warga kecil, terutama di kawasan pesisir seperti Belawan, masih hidup dalam ketimpangan dan ketidakadilan pembangunan.
Retorika pembangunan “humanis” dan “partisipatif” sering kali berakhir di meja rapat. Sementara di jalanan, anak-anak kecil masih berlari di antara deru kendaraan, menengadahkan tangan di lampu merah. Di Belawan, sekolah-sekolah kusam menunggu perbaikan yang tak kunjung datang. Banjir pun menjadi tamu tahunan yang tak pernah diusir.
Jika pembangunan benar-benar dijalankan untuk rakyat, mengapa wajah kota justru menampilkan kesenjangan yang makin lebar antara pusat kota dan pesisirnya? Mengapa kemajuan hanya dirasakan segelintir orang, sementara sebagian lain berjuang sekadar bertahan hidup?
Masalahnya bukan sekadar teknis, melainkan sistemik. Pembangunan dalam bingkai kapitalisme menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai efek samping, bukan tujuan utama. Negara lebih sibuk mengundang investasi, membangun infrastruktur, memperindah kota, tapi abai terhadap manusia yang seharusnya menjadi inti pembangunan.
Paradigma kapitalistik bekerja dengan logika yang jelas, yaitu orientasi pembangunan berpusat pada pertumbuhan ekonomi, bukan pemerataan kesejahteraan. Pemerintah bangga dengan proyek besar, tapi menutup mata pada sekolah rusak di Belawan. Bangga dengan kerja sama BBWS, tapi gagal menuntaskan banjir yang menenggelamkan rumah warga. Bangga dengan “optimalisasi transportasi umum”, tapi lupa bahwa sebagian masyarakat bahkan kesulitan makan dan bersekolah layak.
Pandangan ini sejatinya berakar dari teori Adam Smith dalam The Wealth of Nations (1776), yang menjadi fondasi utama sistem kapitalisme modern. Smith berasumsi bahwa ketika setiap individu dibiarkan mengejar kepentingannya sendiri, maka ada “tangan tak terlihat” (invisible hand) yang akan menuntun pada kemakmuran bersama.
Namun, konsep inilah yang kemudian menjelma menjadi paradigma pembangunan hari ini, seperti yang tampak di kota-kota besar termasuk Medan, di mana pemerintah lebih sibuk memfasilitasi arus investasi, mempercantik infrastruktur, dan menata ruang kota untuk kepentingan pasar, ketimbang menata kehidupan rakyat kecil di pesisir atau permukiman kumuh.
Dengan dalih pertumbuhan ekonomi, pembangunan akhirnya hanya berpihak pada mereka yang memiliki modal. Sementara masyarakat bawah sekadar menjadi penonton dari proyek-proyek megah yang tak pernah benar-benar menyentuh kebutuhan dasarnya. Ironi teori “tangan tak terlihat” Adam Smith, yang dalam praktiknya justru membuat banyak orang makin tak terlihat di mata negara. Beginilah wajah pembangunan kapitalis, tampak megah di atas kertas, namun rapuh di akar realitas.
Berbeda dengan kapitalisme, Islam menawarkan paradigma yang berbeda dan jauh lebih manusiawi. Dalam pandangan Islam, negara adalah raa’in (pengurus rakyat), bukan pengelola proyek. Rasulullah saw. bersabda, “pemimpin adalah pengurus rakyat, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya.” (h.r. Bukhari dan Muslim). Artinya, negara tidak cukup sekadar responsif terhadap aduan, tetapi wajib menjamin pemenuhan kebutuhan dasar setiap individu, baik itu pendidikan, kesehatan, keamanan, dan tempat tinggal.
Dalam pandangan Islam, tanggung jawab negara bersifat proaktif, bukan administratif. Paradigma pembangunan tidak bertumpu pada investasi dan angka pertumbuhan, melainkan pada kesejahteraan setiap warga. Ukuran keberhasilan bukan nilai proyek, tapi sejauh mana rakyat, termasuk di daerah terpinggir seperti Belawan, hidup sejahtera dan bermartabat.
Pembangunan dalam Islam berpijak pada tiga pilar:
Pertama, akidah sebagai landasan, yang menuntun arah pembangunan agar sesuai tujuan hidup manusia, yaitu beribadah kepada Allah.
Kedua, syariat sebagai aturan, yang memastikan pengelolaan sumber daya dan pelayanan publik dilakukan dengan adil dan bertanggung jawab, bukan untuk keuntungan segelintir pihak.
Ketiga, negara sebagai pelaksana amanah, yang menempatkan rakyat sebagai prioritas utama, bukan objek proyek.
Selama sistem pembangunan masih berlandaskan kapitalisme, forum seperti audiensi Wali Kota dan mahasiswa hanya akan menjadi seremonial, ramai di berita, sunyi di tindakan.
Belawan akan tetap menjadi saksi bisu dari gagalnya negara memahami arti sejati pembangunan, yakni menyejahterakan manusia, bukan menutupi luka sosial dengan cat-cat kemajuan semu.
Sudah saatnya arah pembangunan dikembalikan pada prinsip Islam, menjadikan keadilan sosial bukan sekadar jargon politik, melainkan kewajiban negara yang hakiki.
Sebab negeri ini tidak butuh pemimpin yang pandai menjawab, melainkan yang benar-benar mau mengurus rakyat.
(Dikirim oleh Retno Purwaningtias, S.IP (Pegiat Literasi)/PE
RADARMEDAN.COM - Walikota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas angkat bicara terkait dana bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp 1,5 triliun untuk program pengendalian banjir di Kota Medan. Ia membantah bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Medan mengelola dana batuan tersebut.
Rico menjelaskan bahwa realisasi dana bantuan tersebut, mengelola adalah Balai . . .
RADARMEDAN.COM - Polda Sumatera Utara merilis perkembangan terbaru penanganan bencana alam di wilayah Sumut sejak 24 hingga 29 November 2025. Hingga pukul 09.00 WIB, tercatat 488 kejadian bencana alam meliputi tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung yang tersebar di 21 wilayah hukum Polres jajaran.
Update Ddata terbaru, . . .
Tulisan Kiriman Hanina Afifah, Mahasiswi Ilmu Komunikasi USU
RADARMEDAN.COM - Bagi sebagian orang, bahkan mungkin Anda salah satunya, olahan herbal sering terdengar meragukan dalam mendukung pemulihan kesehatan. Namun, Michael Aditya (32) membuktikan lewat kisahnya. Tak pernah sebelumnya terlintas di benak pria asal Surabaya ini, . . .
RADARMEDAN.COM – Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak dalam temu pers memberi penjelaskan kepada wartawan bahwa kasus pembakaran rumah seorang Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan di Komplek Taman Harapan Indah, Blok D No. 25, dipastikan merupakan aksi pembakaran berencana oleh mantan sopir korban. Hal itu disampaikan dalam . . .
RADARMEDAN.COM - Dalam era informasi yang berkembang sangat cepat dan luas, pejabat negara maupun swasta diingatkan untuk lebih selektif dalam memilih media yang dijadikan sumber informasi. Penting bagi pejabat negara untuk mengenali media dan jurnalis yang kredibel agar informasi yang diterima maupun disebarkan dapat . . .
RADARMEDAN.COM - Persaingan media online di Sumatera Utara kian dinamis. Berdasarkan hasil penelusuran dan pemeringkatan yang dilakukan hari ini (3/11/2025), tercatat 30 media online berkantor di Provinsi Sumatera Utara menjadi yang paling banyak dikunjungi pembaca sepanjang tahun 2025.
Dalam daftar tersebut, Tribun-Medan.com masih menempati . . .
RADARMEDAN.COM, BINJAI – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution menemui Sopian Daulai Nadeak, guru SMK Negeri 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, yang dilaporkan orang tua siswa ke polisi. Pertemuan berlangsung di rumah Sopian, di Binjai, Jumat (31/10/2025). Dalam kesempatan itu, Bobby menyampaikan harapannya agar . . .
RADARMEDAN.COM - Maxus Indonesia resmi meluncur di Medan melalui pameran dan konferensi pers yang digelar di Sun Plaza Mall, Jumat 31/10/2025. Pameran produk ini berlangsung hingga 2 November 2025 dan menjadi langkah perusahaan dalam memperluas jejaknya di wilayah Sumatera Utara, sekaligus menegaskan komitmen mendukung program kendaraan . . .
RADARMEDAN.COM - Sebanyak 53 orang Pejabat Fungsional diambil sumpah janji dan dilantik oleh Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas di ruang rapat III, Balai Kota, Rabu (22/10/25).
Para Pejabat Fungsional ini berasal dari berbagai perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan.
Pelantikan dan pengambilan sumpah/ Janji Pejabat Fungsional . . .
RADARMEDAN.COM - Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Wisnu Hermawan Februanto, S.I.K., M.H., resmi melantik Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Dr. Jean Calvijn Simanjuntak sebagai Kapolrestabes Medan.
Upacara serah terima jabatan (Sertijab) berlangsung di Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said, Kelurahan Sidorame Barat I, Kecamatan Medan Perjuangan, . . .