RADARMEDAN.COM - Ratusan warga Kelurahan Mangga Lk 1 Kecamatan Medan Tuntungan mengamuk, ricuh dan marah-marah setelah seharian penuh nama mereka tak kunjung dipanggil petugas untuk menerima bantuan langsung Tunai (BLT) sebesar Rp600.000.
Pemicunya adalah karena nama mereka tidak terdaftar sebagi penerima BLT padahal dampak Covid-19 mereka kesusahan, salah seorang warga lk 1 kelurahan Mangga Denis berteriak dan terlihat menghubungi Kepling (Kepala Lingkungan) lk 1 via seluler supaya datang kelokasi pembagian untuk menjelaskan kepada mereka, tak lama berselang datang kepling dan kasitrantip Kelurahan Mangga ke lokasi dan menemui warganya yang terlihat sudah marah, kesal dan mengamuk.
"Aku ojek online dan korban covid 19, dan kenapa saya tidak dapat dimana kesalahannya, itu ada punya rumah kontrakan, punya tanah, tapi kenapa mereka dapat BLT, gak beres klen ngurusi warga," ujar warga emosi, Selasa (19/5/2020)
Para warga menuding kepling bermain-main dan tidak serius mendata warganya dan mereka mengatakan kepling hanya mendaftarkan orang dekatnya dan saudara-saudaranya saja yang masuk daftar penerima BLT.
"Kepling yang paling tau kondisi warganya, tapi kenapa kami tukang ojek, pemulung, tukang becak tidak terdaftar menerima BLT ?, " teriak warga dilokasi.
Seperti diketahui untuk pembagian BLT hari ini dilaksanakan diseluruh dikota Medan dan di Kecamatan Medan Tuntungan ada 9 Kelurahan. Kepala Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan Wandro A A Malau.SSTP tiba dilokasi dan menemui warganya yang sedang meradang, mengamuk, bergejolak dan lurah memberi penjelasan kepada warga.
"Telah disampaikan Kepling data informasi penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Kementerian Sosial Republik Indonesia dan saya hadir disini mewakili pemerintahan Kota Medan Kelurahan Mangga," katanya.
Sementara Lurah, Wandro mengatakan, kelurahan Mangga ada 24 lingkungan dan semua lingkungan sudah didaftarkan dan yang didaftarkan ada 1700 KK namun yang dimunculkan kementerian sosial RI adalah 371 KK.
Wandro menambahkan jangan ada anggapan bahwa ada pilih kasih dari pemerintah."Jangan ada anggapan kami pilih kasih, apalagi menghilangkan data warga" Jelasnya.
Alhasil setelah lurah memberi penjelasan panjang lebar, nampaknya warga tetap tidak puas atas penyampaian lurah, akhirnya warga berteriak supaya dilakukan pendataan ulang terhadap warga. (BTM/PR )
TAG : metropolitan