Keterangan Gambar : Muspika Bilah Hilir dengan masyarakat terkait sejumlah rumah warga yang retak akibat truk diduga melebihi kapasitas (over tonase) mengangkut hasil perkebunan seperti tandan buah sawit (TBS)
RADARMEDAN.COM, LABUHANBATU - Menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait adanya sejumlah rumah warga yang retak akibat truk diduga melebihi kapasitas (over tonase) yang melintas mengangkut hasil perkebunan seperti tandan buah sawit (TBS), CPO, inti sawit, pupuk dan lainnya kebutuhan perusahaan.
Muspika Bilah Hilir mengaku tidak mampu untuk mengatasi permasalahan ini. Hal itu diungkapkan saat muspika menggelar pertemuan dengan masyarakat dihadiri Kabid pengawasan Jalan Darat Dinas Perhubungan Kabupaten Labuhanbatu, Asrn Amin Harahap bersama para pengusaha sawit dan beberapa utusan dari perusahaan perkebunan yang ada di kecamatan itu. Kamis (12/12).
Seperti yang diungkapkan Camat Bilah Hilir Bangun Siregar saat pertemuan itu mengatakan pihaknya tidak dapat memutuskan apa yang diinginkan masyarakat saat ini, namun akan mengupayakan itu dalam pertemuan berikutnya.
"Kalau untuk memutuskan ini ditingkat muspika, saya tidak siap. Mohon maaf bila masyarakat kurang puas dengan pertemuan hari ini, namun saya akan upayakan pertemuan kembali dengan pihak perusahaan," papar Camat.
Kapolsek Bilah Hilir yang diwakili Waka Polsek Iptu K Manurung dalam pertemuan itu justru menyalahkan pemerintah yang tidak melakukan peningkatan kelas jalan.
"Kalau dibilang salah, pemerintah yang salah bukan perusahaan. Kenapa tak meningkatkan kelas jalan?" kata Iptu K Manurung.
Dalam sesi tanya jawab, salah seorang tokoh masyarakat, Tambunan mengaku kesal dengan pertemuan itu. Dia merasa pertemuan tersebut hanya sebatas pertemuan biasa yang tidak melahirkan solusi.
"Jangan hanya sebatas berdiskusi, tanpa ada reaksi. Kami masyarakat peduli dengan aset negara ini," ucap Tambunan dengan lantang.
Senada dengan Tambunan, ketua Persatuan Wartawan Bilah Hilir (Perwabih) Labuhanbatu, Fiktor Situmorang yang hadir bersama anggota saat itu juga merasa kecewa dengan pertemuan yang menjadikan kelas jalan sebagai alibinya.
"Apa hanya kami masyarakat saja yang peduli dengan aset negara? Saya keberatan kalau yang kita bahas disini kelas jalan, bukan penindakan," katanya dengan nada kecewa. (BS/RM/Labuhanbatu)/PE/red
TAG : labuhan-batu,daerah