RADARMEDAN.COM - Menyusul terus menurunnya kasus Covid-19 di Kota Medan, Wali Kota Medan Bobby Nasution memulangkan KM Bukit Raya yang selama ini dijadikan sebagai tempat isolasi terpusat (isoter) terapung bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 di kawasan Medan bagian Utara kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Apalagi selama dua pekan sebelum pemulangan dilakukan, tak ada lagi warga yang menjalani isolasi di kapal buatan Jerman yang diproduksi tahun 1994 tersebut.
Seperti diketahui, KM Bukit Raya sudah berada di Kota Medan, tepatnya di Pelabuhan Belawan sejak 16 Agustus 2021. Lebih kurang sebulan, kapal penumpang buatan perusahaan galangan Jerman bernama Meyer Werft itu dioperasikan sebagai tempat isoter terhitung mulai 20 Agustus 2021. Saat dioperasikan sebagai insoter, KM Bukit Raya yang merupakan satu dari 25 kapal milik PT Pelni memiliki 450 tempat tidur. Dengan pemulangan KM Bukit Raya tersebut, Pemko Medan kini tinggal memiliki dua tempat isoter yakni eks Hotel Soechi Jalan Cirebon dan Gedung P4TK Jalan Setia Budi, Helvetia.
Sebelumnya, Kapal milik PT Pelni (Persero) itu dijadikan tempat isolasi mandiri (isoman) bagi warga yang terkonfirmasi poitif Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala (OTG). Selain mencegah warga yang terpapar berinteraksi dengan warga yang belum terpapar, isoman itu dilakukan guna mempermudah penanganan. Apabila kondisi warga yang terpapar memburuk, bisa langsung dirujuk ke rumah sakit guna mendapatkan penanganan yang lebih maksimal.
Saat meninjau KM Bukit Raya bulan Agustus lalu, Bobby mengatakan, KM Bukit Raya ini tidak hanya diperuntukan bagi masyarakat Medan Bagian Utara saja, tapi juga bagi seluruh warga Kota Medan. “Ini sebagai langkah awal, jika ada warga Medan bagian Utara yang terkonfirmasi dan berada dalam zona merah, akan sangat kejauhan jika dibawa ke wilayah bagian Barat ataupun Selatan. Untuk itu, kita persiapkan KM Bukit Raya sebagai tempat penanganan awal,” jelas Bobby Nasution ketika itu.
Selain warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, jelas Bobby, ketiga tempat isoter itu juga digunakan untuk menampung warga yang melakukan isoman di rumah namun tidak memenuhi persyaratan, sebab fasilitas yang disediakan di isoter lebih baik. “Selain ada yang mengawasi dan suster yang melayani, juga cepat menangani jika sewaktu-waktu terjadi perubahan kondisi tubuh yang darurat. Di samping itu juga sudah disiapkan rumah sakit rujukan,” ungkapnya.
Sejak dioperasikan sebagai isoter, KM Bukit Raya paling tinggi menampung warga yang terpapar Covid-19 sebanyak 80-an di akhir Agustus 2021. Setelah itu jumlah warga yang menjalani isolasi terus mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan, jumlah warga yang dirawat pada 2 – 3 September sebanyak 11 orang. Kemudian, 4 September (13 orang), 5 September (12 orang). 6 September (11 orang) serta 10 september (10 orang). Setelah itu sejak 11-15 September, jumlah warga yang menjalani isolasi hanya 1 orang. Selanjutnya, mulai 16 – 30 September, taka da lagi warga yang menjalani isoter di KM Bukit Raya. “Setelah dua minggu kosong, makanya KM Bukit Raya kita kembalikan kpada PT Pelni,” jelas Bobby Nasution.
Pemulangan KM Bukit Raya yang dilakukan Bobby Nasution ini mendapat sambutan baik dari Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga MD KAHMI Medan sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran USU dr Muhammad Fauzi Siregar Sp Onk Rad. Menurutnya, pemulangan isoter terapung ini berbanding lurus dengan menurunnya angka Covid-19 di Medan. Dikatakannya, pemulangan ini juga sebagai salah satu bukti kesuksesan Bobby Nasution dalam mengendalikan dan menangani Covid-19.
Dengan pemulangan KM Bukit Raya, kata Fauzi, 2 isoter milik Pemko Medan dan fasilitas lainnya seperti rumah sakit dapat dipergunakan. Sebab, terangnya, isoter terapung ini hanya bersifat sementara untuk mengatasi jika terjadi kasus lonjakan Covid-19 di Kota Medan beberapa waktu lalu. “Saat ini kasus Covid-19 turun, artinya ada keberhasilan dalam menurunkan angka positivity rate. Tetapi tentunya program lainnya yang selama ini dilakukan Pemko Medan harus tetap dilanjutkan, misalnya mengenai sosialisasi protokol kesehatan (prokes), cakupan vaksinasi lebih diperluas dan dipercepat lagi. Jadi memang ada penurunan kasus, kita anggap ini sebagai suatu hal yang baik. Kita berharap status level Kota Medan ini akan semakin turun,” ungkap Fauzi
Selanjutnya, Fauzi berharap agar angka kasus Covid-19 di Kota Medan ke depannya terus menurun. Untuk itu, sarannya, Pemko Medan harus lebih mensosialisasi tentang prokes kepada masyarakat. Sebab, meskipun kasus Covid-19 turun namun pandemi Covid-19 belum berakhir. Apalagi katanya mengingatkan, beberapa ahli memprediksi bisa saja terjadi lonjakan kasus di bulan Desember ini.
“Kita tentunya tidak menginginkan hal itu terjadi. Untuk mencegahnya, kita harapkan Pemko Medan terus mensosialisasikan kepada masyarakat untuk disiplin melaksanakan prokes, lalu vaksinasi diperluas cakupannya disertai sosialisasi akan pentingnya vaksinasi sehingga masyarakat semakin sadar dan mau untuk divaksin. Jika ini dapat dilakukan, saya yakin kasus Covid-19 akan terus menurun,” ujarnya optimis. (ril)/Hanson Munthe/PE
TAG : covid19,medan