RADARMEDAN.COM, TAPANULI UTARA - Dugaan kurangnya pengawasan terhadap sejumlah proyek yang saat ini sedang berjalan diwilayah Tapanuli Utara menjadi sorotan pihak publik.
Seperti halnya dengan pembangunan salah satu pagar kantor KPU Tapanuli Utara yang bersumber dari APBD tahun 2022 baru baru ini sudah ambruk, bahkan informasi proyek tersebut belum dibayarkan oleh pihak Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Tapanuli Utara sebagai penyelenggara proyek.
Sementara perencanaan kegiatan proyek tersebut Erwin Manalu memilih bungkam saat dikonfirmasi oleh media.
Mengetahui bahwa Erwin Manalu sebagai perencanaan kegiatan pihak media mencoba menghubungi melalui WhatsApp pribadinya tidak merespon, bahkan dijumpai dikantornya yang bersangkutan acuh dan memilih mengutak atik ponselnya dan berpura pura tidur.
Dari keterangan Panitia Pelaksana Kegiatan PPK, B Simanjuntak proyek tersebut akan diberbaiki dengan bangunan baru.
"Itu sudah kita sampaikan kepihak rekanan dan mereka bersedia untuk memperbaiki, apabila mereka tidak mau memperbaiki maka yang dibayarkan hanya bangunan yang berdiri, itu akibat bencana kemaren," terang Bobby.
Ditanya apakah ada rekomendasi dari pihak penanggulangan bencana mengatakan itu akibat Gempa?
"Tidak ada" ucap Bobby.
Awak media ini juga mempertanyakan terkait dengan ambruknya tembok tersebut apakah sesuai dengan RAB?
"Setahu saya itu sesuai RAB dan juga hasil laporan dari pengawasan dilapangan, soal pengawas saya akui tidak setiap hari kelokasi proyek karena yang bersangkutan lagi prajabatan saat itu RABnya tidak bisa saya kasi karena itu bukan milik pribadi saya, saya kordinasi dulu kepimpinan lagipula saya tidak ada memegang RAB staf marga Sitompul yang pegang, lagian kok jadi formal sekali nanyanya," ucap Bobby menambahi.
Sementara pihak Inspektorat Taput melalui inspektur pembantu ( Irban 2) Nokman saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Senin 19 Desember 2022 membenarkan bahwa pihaknya sudah turun kelapangan untuk monitoring.
Apa penyebab tembok tersebut ambruk padahal belum diberita acarakan, apakah ada masalah mengenai pasangan material?
"Menurut informasi dari pihak KPU bahwa itu rubuh akibat Gempa, masalah spek itu tidak terlalu lari dari perencanaan buktinya itu batu bata masih lengket didinding, mungkin ada beberapa asumsi nantinya seperti pertanyaanmu, mengapa memakai diatas pasangan lama, kira-kira seperti itu. Kalau saya katakan salah bisa saya katakan tidak salah mungkin ada beberapa perhitungan dari bagian perencanaan bahwasanya ini tajam, tetapi lebih baik dia saja yang ditanya, tetapi sesuai hasil monitoring kami itulah yang pertama," ucap Nokman.
Lanjutnya, yang pertama kita monitoring kelokasi temboknya masih utuh batu bata nya masih lengket,cuman memang yang kita lihat bangunan atau pondasinya ikut, terbalik.
Sementara pada saat monitoring apakah dijumpai bangunan masih utuh atau sebagian material sudah ada yang pindah tempat?sebab saat tim media kelokasi bangunan tersebut sebagian sudah tidak ada lagi.
Amatan Media Radarmedan dilokasi pemasangan coran juga memakai batu padas.
"Kami sudah dua kali kelokasi gak tau siapa yang duluan kami atau kalian, tetapi pada saat pertama bangunan masih utuh.
"Terkait dengan pasangan material itu yang saya bilang tadi kalau dibagian pondasi berarti sudah sampai keperencanaan, kalau ada coran itu kita tulis bahwasanya ada coran yang bercampur dengan batu batu lain selain baru cor, kalo memang dibuat batu padas, ya tidak bisa bahkan kalau sesuai speknya gambar yang kami lihat pondasinya 20cm, tetapi soal perencanaan saya tidak bisa menyalahkan perencanaan, jadi sebenarnya yang mengetahui mengapa dibuat seperti itu ya merekalah yang jawab, dan sampai sekarang laporan masih kita buat, artinya begitu kita buat laporan masuk kepada mereka itu yang mesti ditanggapi pihak dinas terkait, perkim," jelas Nokman.
Namun ditanya apakah pondasi lama layak dipakai untuk bangunan baru?
"Semua harus memakai alat," terang Nokman Mengahiri.
Sebelumnya Awakmedia radarmedan pertama sekali menginformasikan kejadian tersebut langsung kepada kepala inspektorat taput E Siagian lewat Ponsel, yang bersangkutan langsung mengintruksikan anggotanya untuk segera turun kelapangan monitoring. Namun ada perbedaan tanggapan yang diberikan oleh pihak Irban 2 yang menyatakan sudah dua kali melakukan monitoring.
Dahlia Simorangkir/PE
TAG : samosir-toba-taput-humbahas