Keterangan Gambar : Salahsatu anak petani Desa Situnggaling sedang menyiram tanaman tomatnya
RADARMEDAN.COM, Tanah Karo - Akibat kemarau yang berkepanjangan petani Tanah Karo terpaksa menyiram tanaman miliknya agar tidak layu dan mati. Pray Sihaloho salahsatu warga Desa Situnggaling, Kecamatan Merek Kabupaten Tanah Karo, terpaksa melakukan penyiraman tanaman tomat miliknya agar tidak layu. Hal itu dilakukan dua kali dalam sehari pagi dan sore harinya. Menurut Pray kalau tanaman tidak disiram maka bisa dipastikan akan mati karena kekeringan.
"Kalau tidak kita siram maka dipastikan dua tiga hari tanaman tomat saya akan layu dan akhirnya mati. Ini karena kemarau yang panjang kalau tidak salah disini sudah hampir sebulan tidak turun hujan,"kata Pray kepada media online RADARMEDAN.COM, Kamis(8/8/2019).
Pray juga menambahkan, pekerjaan menyiram tanaman sudah dilakukan sementara untuk saat ini saja harga sayuran Tomat tidak bersahabat hanya Rp seribu perkilonya. Namun dia berharap tanaman sayur tomat itu kelak pas saat panen memiliki harga yang tinggi karena perjuangan untuk menghidupkan tanaman miliknya ekstra kerja keras.
"Semoga saja harganya nanti saat panen bagus. Kalau harga sekarang murah, hanya Rp 1 ribu perkilo. Kalau ingat harga sekarang malas juga kita menyiramnya, tapi namanya perjuangan semoga harga sesuai nanti saat panen, ini hanya harapan kita. Karena harga itu tidak bisa pasti,"katanya.
Kejadian seperti ini, kata Pray, merupakan resiko bagi para petani karena tidak ada harga yang bisa menjamin, kadang dalam bercocok tanam merugi namun kadang bisa untung jika harga naik. Tapi sebagai petani dirinya tidak bisa mengeluh atau tidak bercocok tanam namun begitulah kehidupan sebagai petani yang sudah dilakoni bertahun lamanya.
"Kami petani ini kadang modal saja tidak balik, malah rugi banyak. Tapi ya mau gimana, kalau kita tidak menanam malah semakin parah biaya hidup dari mana? kami disini rata-rata semua keladang. Jadi kita berharap saja ada tanaman pas saat panen harga bagus," ujarnya berharap. (Ronni/red)
TAG : tanah-karo,sumut,daerah,ekonomi,komunitas