RADARMEDAN.COM – Hubungan kerja sama antara Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dan India sudah terjalin sejak lama. Ke depan, diharapkan kerja sama tersebut semakin ditingkatkan, utamanya di bidang perdagangan dan peternakan.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi saat menerima kunjungan Duta Besar India Pradeep Kumar Rawat, di ruang kerjanya, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30, Medan, Rabu (2/10).
“Kita ini penghasil ulos dan songket, tetapi benang kita impor dan salah satunya impor dari India. Sekarang kita ingin bagaimana agar bisa memproduksi benang sendiri, entah itu kita membeli mesin dari India dan mendidik masyarakat kita untuk bisa memproduksi benang, atau pihak India yang berinvestasi di sini untuk memproduksi benang. Ini akan kita dalam lagi,” kata Gubernur.
Diketahui, India merupakan negara tujuan ekspor ketiga Sumut setelah Amerika Serikat dan Tiongkok. Sejak bulan Januari hingga Mei 2019, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor Sumut ke India sebesar US$ 195,987 juta dengan impor sebesar US$ 96,807 juta (surplus). Sebagian besar kerja sama tersebut adalah kelapa sawit dan produk turunannya, batu bara, kelapa dan gambir.
Edy Rahmayadi juga mengharapkan, ke depan Sumut dapat mengurangi impor daging kerbau yang rata-rata setahun sebesar 1500 ton. Antara lain melalui investasi pengembangan peternakan di Sumut. Untuk itu, Pemprov Sumut memberikan kesempatan investor India untuk berinvestasi usaha peternakan kerbau di Sumut.
Hal tersebut, kata Edy, dapat memangkas ongkos pengiriman, karena selama ini impor daging kerbau harus terlebih dahulu melalui Jakarta. “Ini perlu kita dalami lagi. Kita akan coba mempermudah investor India yang ingin membuka peternakan kerbau di Sumut. Bila ada kita akan siapkan lahannya. Bila berhasil tentu ini sangat menguntungkan, memangkas ongkos dan memberdayakan masyarakat Sumut sendiri. Tetapi, ini perlu kajian lebih dalam lagi terutama soal regulasi,” tambah Edy.
Duta Besar India Pradeep Kumar Rawat menyambut baik apa yang disampaikan Gubernur. Pihaknya akan menindaklanjuti potensi kerja sama tersebut. Bidang lain yang punya potensi besar untuk dikerjasamakan, katanya, adalah kerja sama di bidang pariwisata.
Menurutnya, potensi kerja sama di bidang pariwisata sangat besar, hanya saja kendala saat ini adalah masalah promosi dan penerbangan. Untuk tahun ini, menurutnya, turis India mencapai 600 ribu orang dengan tujuan Jawa, Bali dan Lombok. Ke depan, akan diupayakan kunjungan turis India ke Sumut.
“Dengan kerja sama Sumut kita akan berupaya mengarahkan turis pada bulan November ke Sumut, untuk melihat Danau Toba, Brastagi dan daerah-daerah menarik lainnya. Sumut ini punya potensi besar di bidang pariwisata hanya saja karena kurang promosi di negara kami sedikit yang datang ke sini, ditambah lagi tidak ada penerbangan langsung dari India ke Sumut,” kata Pradeep, yang didampingi Konsulat Jenderal India Raghu Gururaj.
Selain itu, kerja sama bidang pendidikan juga akan dijajaki. Pertukaran pelajar, beasiswa dan pelatihan. “Kami punya program-program pendidikan di India dan itu sudah sering kita lakukan dengan ITB dan UI dan beberapa kampus di Jawa. Kita juga akan lakukan di Sumut,” tambahnya.
Pertemuan ini juga dihadiri Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset dan SDA Agus Tripriyono, Kadis Pendidikan Arsyad Lubis, Kadisperindag Zonny Waldi, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Ria Novida Telaumbanua dan OPD terkait.(Humas)PE/red
TAG : sumut,internasional,ekonomi