Keterangan Gambar : Ribuan pelayat mengantarkan pengacara senior Hamdani Harahap ke pekuburan muslim Desa Sampali, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Minggu, 1 Maret 2020
RADARMEDAN.COM -- Ribuan pelayat mengantarkan pengacara senior Hamdani Harahap ke pekuburan muslim Desa Sampali, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Minggu, 1 Maret 2020.
Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh politik, pejabat, aktivis dan pimpinan berbagai organisasi kemasyarakatan tampak hadir dirumah duka Jalan Juang 45 Komplek Veteran Nomor 11 Laut Dendang, Deli Serdang.
Diantara tokoh yang hadir mantan Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Nurdin Lubis, Mantan Kepala Dinas PU Binamarga Sumut Marapinta Harahap, politisi senior PDI Perjuangan Alamsyah Hamdani, Syamsul Hilal, Profesor Syahrin Harahap, Ketua DPC PKB Medan Hamdan Simbolon, MPC Pemuda Pancasila Deli Serdang dan pimpinan lembaga ke-ummatan Forum Umat Islam, Majelis Ulama Indonesia atau MUI, Sekretaris PW Nahdlatul Ulama Sumut Hatta Siregar, aktivis 212 Tumpal Panggabean, Ketua Banteng Muda Indonesia Sastra, pengurus Peradi, Ikadin, Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) dan ratusan pengacara serta aktivis pro demokrasi.
Sebelum dimakamkan secara Islam, jenazah pengacara yang sarat pengalaman ini di sholatkan di Mesjid Burhanuddin sekitar 200 meter dari kediaman almarhum Hamdani. Salah satu anak almarhum Raja Makayasa Harahap menuturkan, almarhum Hamdani Harahap tidak pernah mengalami sakit jantung.
" Kami kaget karena ayahanda sehat - sehat saja. Malah beliau masih sempat ke kantor hukum Citra Keadilan di Jalan Sutomo Medan, Sabtu pagi, 29 Februari 2020 hingga menjelang siang hari. Ayah tidak mengeluh sakit apapun. Bahkan ayah masih sempat hadir acara pesta adat." kata Raja Makayasa Harahap.
Bahkan, ujar Raja Makayasa, ayahnya masih sempat sholat Ashar di mesjid sekitar rumah dan kembali ke rumah sebelum ditemukan tergeletak di dalam kamar mandi." Kami sempat membawa ayah ke Rumah Sakit Haji Pemprov Sumut." kata Raja. Dia meminta semua pihak tidak berspekulasi tentang penyebab kematian ayahnya apalagi ayahnya saat ini jadi kuasa hukum enam aktivis antikorupsi yang mengadu ke KPK perihal penerbitan daftar nominatif dan perintah pembayaran lahan eks hak guna usaha atau HGU PTPN II, Kamis 13 Februari 2020 lalu.
BACA JUGA : KPK Akui Terima Berkas Laporan Korupsi dari Warga Sumut
Namun Raja mengatakan, sedang mempelajari dan mengumpulkan semua keterangan dan waktu - waktu peristiwa menjelang kematian ayahnya.
Kabar duka ini mengejutkan banyak kerabat Hamdani. Satu di antaranya Timbul Raya Manurung.
" Saya sangat terkejut mendengar kabar Abangda kita Hamdani Harahap meninggal dunia. Hari Jumat (28/2/2020) saya datang ke kantornya. Kami sama sama keluar pukul 18.00 WIB," ujarnya. Saat itu, ujar Timbul, Hamdani terlihat sangat sehat. Meski begitu, ia tidak mengetahui penyebab kematian mendadak dari pengacara senior yang dikebal berani serta kritis itu.
Adapun Sahat Simatupang, jurnalis Tempo yang dikenal dekat dengan Hamdani mengatakan, Jumat petang (28/2/2020), dia bertemu dengan Hamdani setelah paginya sekitar pukul 09. 31 WIB Hamdani menghubunginya memintanya datang usai Sholat Jumat. Namun Sahat datang menemui Hamdani sekitar pukul 16.00 WIB.
" Dalam pertemuan itu, Bang Hamdani meminta satu dokumen yang berkaitan dengan kepemilikan saham perusahaan di lahan eks HGU PTPN II di dekat Rumah Sakit Haji yang perkaranya sudah diperiksa kejaksaan." kata Sahat.
BACA JUGA: Usai Lapor KPK, Kantor Hukum Citra Keadilan Surati BPK Sumut Terkait Eks HGU PTPN 2
Menurut Sahat, dalam pertemuan itu, Hamdani mengatakan, membutuhkan dokumen tersebut karena menyangkut salah satu kliennya sedang berperkara dengan orang dalam dokumen pemeriksaan tersebut." Beliau menyebut istilah garuda versus naga dilahan eks HGU PTPN II." ujar Sahat.
Esok harinya atau Sabtu 29 Februari 2020, sambung Sahat, Hamdani meneleponnya sekitar pukul 12. 33 WIB." Nada bicara beliau tidak terdengar seperti orang yang sedang sakit. Beliau mengatakan akan melengkapi berkas pengaduan ke KPK dan mengucapkan terimakasih telah membantunya." kata Sahat.
Sahat mengaku tidak mengetahui Hamdani bertemu siapa saja sepanjang Sabtu siang 29 Februari 2020 sebelum pulang ke rumahnya dan ditemukan meninggal dunia malam harinya. (SS/PE)/red
TAG : tokoh,sumut