Petani Melek Bisnis, Jalan Baru Menuju Agribisnis Modern dan Berdaya Saing

Oleh : Radar Medan | 21 Jun 2025, 15:29:35 WIB | 👁 679 Lihat
Feature
Petani Melek Bisnis, Jalan Baru Menuju Agribisnis Modern dan Berdaya Saing

Keterangan Gambar : Pertanian padi petani di Indonesia (Ist)


RADARMEDAN.COM - Di pagi yang masih gelap, ketika sebagian besar kota belum terbangun, petani-petani di pelosok Indonesia sudah menyingsingkan lengan baju.

Mereka menapaki pematang sawah, mencangkul tanah, dan menabur benih harapan. Namun di tengah arus digitalisasi yang melaju cepat, sebagian besar dari mereka masih menggantungkan hidup pada cara-cara lama.

Pertanian bagi mereka tetap menjadi aktivitas turun-temurun, dengan risiko tinggi dan hasil yang tak menentu.

Namun, perubahan perlahan mengetuk pintu-pintu lumbung. Revolusi kecil sedang terjadi di ladang dan sawah. Kini, semakin banyak petani yang menggenggam ponsel pintar, bukan hanya untuk berkomunikasi, tapi untuk mengakses prakiraan cuaca, belajar teknik budidaya melalui YouTube, mengunggah foto panen di Instagram, hingga memasarkan produknya lewat platform daring.

Inilah wajah baru pertanian Indonesia: lebih terhubung, lebih berdaya, dan perlahan, lebih sejahtera.

Sektor pertanian sejatinya masih menjadi tulang punggung ekonomi pedesaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, lebih dari 38 juta orang menggantungkan hidup di sektor ini. Namun, mayoritas dari mereka masih terjebak dalam siklus lama: produksi rendah, ketergantungan pada tengkulak, dan keterbatasan akses pasar. Di tengah krisis iklim, fluktuasi harga, dan tantangan regenerasi, sektor ini seperti berlari di tempat.

Kondisi ini tak hanya soal kurangnya alat atau infrastruktur, tetapi juga tentang cara pandang. Banyak petani belum melihat bahwa pertanian hari ini tak cukup hanya dengan menanam dan memanen. la butuh strategi, perhitungan, bahkan inovasi.

Prof. Bustanul Arifin, ekonom pertanian dari Universitas Lampung, pernah menyatakan bahwa petani seharusnya menjadi "CEO di lahannya sendiri. Sebuah ajakan untuk melihat petani sebagai pelaku usaha, bukan sekadar buruh tanah. Seorang petani masa kini harus mampu memahami biaya produksi, menghitung margin keuntungan, mengelola risiko gagal panen, dan tentu saja, menjangkau pasar secara mandiri.

Kisah Ardi, petani muda dari Salatiga, Jawa Tengah, menjadi salah satu contoh nyata transformasi ini. Dulu ia menjual sayuran ke tengkulak dengan harga yang sering kali di bawah biaya produksi. Namun setelah mengenal platform seperti TaniHub dan memanfaatkan media sosial untuk promosi, Ardi kini menjual langsung ke konsumen di kota besar.

la membuka sistem prapemesanan dan mengunggah perkembangan tanamannya secara berkala. Dari situ, ia tidak hanya mendapatkan harga yang lebih baik, tapi juga membangun kepercayaan konsumen.

"Dulu saya pasrah pada harga pasar. Sekarang, saya bisa menentukan harga dan menjelaskan kualitas produk saya," ujarnya dalam sebuah wawancara lokal.

Digitalisasi memang membuka banyak peluang. Di sejumlah daerah, drone penyemprot hama, sensor kelembaban tanah, hingga sistem irigasi otomatis mulai digunakan. Platform digital seperti AgriAku, eFishery, atau TaniFund mempermudah distribusi, pembiayaan, dan pengelolaan usaha tani. Meski adopsinya belum merata, teknologi ini memperlihatkan potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.

Namun demikian, alat canggih saja tidak cukup. Kunci sebenamya terletak pada peningkatan kapasitas petani dalam hal literasi bisnis dan digital. Mereka perlu tahu bagaimana mencatat pemasukan dan pengeluaran, menganalisis biaya produksi, menentukan harga jual yang masuk akal, serta memanfaatkan cerita dan nilai tambah dari produk mereka. Ini penting karena tren konsumen pun berubah. Masyarakat kota kini tak hanya membeli makanan berdasarkan harga, tetapi juga cerita di baliknya apakah ditanam secara organik, siapa yang menanam, bagaimana proses produksinya.

Nilai tambah inilah yang bisa menjadi kunci keberlanjutan petani kecil. Contohnya, tomat bisa diolah menjadi saus botolan dengan merek lokal. Cabai menjadi sambal dalam kemasan, sementara beras lokal bisa dijual dengan label organik atau sertifikasi halal dan SNI. Dengan kemasan menarik dan narasi yang kuat, produk petani bisa bersaing di rak-rak supermarket, bahkan menembus pasar ekspor. Branding menjadi jembatan antara desa dan kota, antara hasil panen dan harapan.

Di sisi lain, tantangan regenerasi petani masih membayangi. Saat ini, rata-rata usia petani Indonesia di atas 45 tahun. Generasi muda banyak yang enggan kembali ke desa karena menganggap pertanian sebagai pekerjaan yang kotor, berat, dan tak menjanjikan. Padahal, pertanian dengan sentuhan teknologi dan pendekatan bisnis bisa sangat menguntungkan. Dibutuhkan perubahan persepsi, dan ini tak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah. Dunia pendidikan, media, swasta, dan masyarakat juga harus ikut serta.

Beberapa langkah strategis bisa dilakukan, seperti membangun inkubator bisnis pertanian di tingkat daerah, menyisipkan materi agribisnis dalam kurikulum sekolah menengah, serta membuka akses permodalan dan lahan bagi petani muda. Selain itu, figur petani muda. sukses perlu diangkat sebagai inspirasi. Kampanye gaya hidup "petani cerdas" yang paham teknologi, punya produk bermerek, dan berjejaring luas perlu digaungkan untuk melawan stigma lama.

Tentu saja, semua ini tidak bisa dilepaskan dari peran negara. Pemerintah perlu hadir bukan sekadar sebagai pengatur, tapi sebagai fasilitator. Infrastruktur digital di desa harus diperkuat, pelatihan literasi digital dan kewirausahaan perlu diperbanyak, dan akses terhadap pembiayaan yang adil harus diperluas. Pendekatan top-down perlu dilengkapi dengan gerakan akar rumput yang mendorong kemandirian petani.

Transformasi petani menjadi pelaku agribisnis bukan semata demi meningkatkan pendapatan mereka. Ini soal masa depan ketahanan pangan nasional. Petani yang berdaya. akan lebih siap menghadapi tantangan krisis iklim, gejolak harga global, hingga tekanan pasar bebas. Mereka tidak lagi sekadar penghasil bahan baku, tetapi aktor utama dalam sistem pangan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Seperti pepatah Jawa bilang, "Tanduran sing dirumat bakal ngasilke woh sing nguntungke." Tanaman yang dirawat dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan buah yang menguntungkan. Demikian pula pertanian kita jika dirawat dengan ilmu, teknologi, dan semangat baru, ia akan tumbuh menjadi pilar ekonomi yang tak tergoyahkan. Sudah saatnya kita berhenti melihat petani sebagai masa lalu Indonesia. Mereka adalah masa depan kita.
(Pengirim : Ananda Pramila Alfadlah, Prodi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)/PE


TAGS :


Komentar Facebook

Tuliskan Komentar dengan account Facebook

Kembali Ke halaman Utama

Berita Lainnya:

bws3.jpg

Bantuan untuk Pengendalian Banjir, Rico Waas: Dana Bank Dunia Rp 1,5 Triliun Dikelola Oleh BWS

🔖 BERITA KOTA 👤Radar Medan 🕔18:09:37, 03 Des 2025

RADARMEDAN.COM - Walikota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas angkat bicara terkait dana bantuan dari Bank Dunia sebesar Rp 1,5 triliun untuk program pengendalian banjir di Kota Medan. Ia membantah bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Medan mengelola dana batuan tersebut.  Rico menjelaskan bahwa realisasi dana bantuan tersebut, mengelola adalah Balai . . .

Berita Selengkapnya
rilis3.jpg

Polda Sumut Rilis Update Lengkap Situasi Bencana 24–29 November 2025: 488 Bencana, 1.076 Korban

🔖 UMUM 👤Radar Medan 🕔14:25:22, 29 Nov 2025

RADARMEDAN.COM - Polda Sumatera Utara merilis perkembangan terbaru penanganan bencana alam di wilayah Sumut sejak 24 hingga 29 November 2025. Hingga pukul 09.00 WIB, tercatat 488 kejadian bencana alam meliputi tanah longsor, banjir, pohon tumbang, dan angin puting beliung yang tersebar di 21 wilayah hukum Polres jajaran. Update Ddata terbaru, . . .

Berita Selengkapnya
kafekesehatan.jpg

Secercah Harapan Alami bagi Pejuang Kesehatan, Nyaman Pasca Nikmati Rempah Tradisional Karo

🔖 FEATURE 👤Radar Medan 🕔15:59:52, 24 Nov 2025

Tulisan Kiriman Hanina Afifah, Mahasiswi Ilmu Komunikasi USU RADARMEDAN.COM - Bagi sebagian orang, bahkan mungkin Anda salah satunya, olahan herbal sering terdengar meragukan dalam mendukung pemulihan kesehatan. Namun, Michael Aditya (32) membuktikan lewat kisahnya. Tak pernah sebelumnya terlintas di benak pria asal Surabaya ini, . . .

Berita Selengkapnya
jeanhakim.jpg

Dalam 10 Hari Polisi Tuntaskan Kasus Pembakaran Rumah Hakim PN Medan, Ini Kronologinya

🔖 HUKUM DAN KRIMINAL 👤Radar Medan 🕔15:13:13, 21 Nov 2025

RADARMEDAN.COM – Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak dalam temu pers memberi penjelaskan kepada wartawan bahwa kasus pembakaran rumah seorang Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan di Komplek Taman Harapan Indah, Blok D No. 25, dipastikan merupakan aksi pembakaran berencana oleh mantan sopir korban. Hal itu disampaikan dalam . . .

Berita Selengkapnya
peran_media.jpg

Menjaga Profesionalisme: Saling Memahami Tupoksi Pejabat Negara dan Wartawan

🔖 OPINI 👤Radar Medan 🕔11:54:55, 18 Nov 2025

RADARMEDAN.COM - Dalam era informasi yang berkembang sangat cepat dan luas, pejabat negara maupun swasta diingatkan untuk lebih selektif dalam memilih media yang dijadikan sumber informasi. Penting bagi pejabat negara untuk mengenali media dan jurnalis yang kredibel agar informasi yang diterima maupun disebarkan dapat . . .

Berita Selengkapnya
content.jpg

Inilah 30 Media Online Terpopuler di Sumatera Utara Versi Chat GPT

🔖 TEKNOLOGI 👤Radar Medan 🕔14:16:59, 03 Nov 2025

RADARMEDAN.COM - Persaingan media online di Sumatera Utara kian dinamis. Berdasarkan hasil penelusuran dan pemeringkatan yang dilakukan hari ini (3/11/2025), tercatat 30 media online berkantor di Provinsi Sumatera Utara menjadi yang paling banyak dikunjungi pembaca sepanjang tahun 2025. Dalam daftar tersebut, Tribun-Medan.com masih menempati . . .

Berita Selengkapnya
Gubsu_Menemui_Guru_03.jpg

Gubernur Sumut Bobby Nasution Temui Guru SMK 1 Kutalimbaru yang Dilaporkan Orang Tua Siswa

🔖 PENDIDIKAN 👤Radar Medan 🕔17:10:33, 31 Okt 2025

RADARMEDAN.COM, BINJAI – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution menemui Sopian Daulai Nadeak, guru SMK Negeri 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, yang dilaporkan orang tua siswa ke polisi. Pertemuan berlangsung di rumah Sopian, di Binjai, Jumat (31/10/2025). Dalam kesempatan itu, Bobby menyampaikan harapannya agar . . .

Berita Selengkapnya
max_1.jpg

Maxus Resmi Meluncur di Medan, Tampilkan MPV Listrik Premium MIFA 7 dan MIFA 9

🔖 UMUM 👤Radar Medan 🕔16:47:36, 31 Okt 2025

RADARMEDAN.COM - Maxus Indonesia resmi meluncur di Medan melalui pameran dan konferensi pers yang digelar di Sun Plaza Mall, Jumat 31/10/2025. Pameran produk ini berlangsung hingga 2 November 2025 dan menjadi langkah perusahaan dalam memperluas jejaknya di wilayah Sumatera Utara, sekaligus menegaskan komitmen mendukung program kendaraan . . .

Berita Selengkapnya
531.jpg

Wali Kota Rico Waas Ambil Sumpah Janji dan Lantik 53 Pejabat Fungsional

🔖 BERITA KOTA 👤Radar Medan 🕔21:47:17, 22 Okt 2025

RADARMEDAN.COM - Sebanyak 53 orang Pejabat Fungsional diambil sumpah janji dan dilantik oleh Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas di ruang rapat III,  Balai Kota, Rabu (22/10/25). Para Pejabat Fungsional ini berasal dari berbagai perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan. Pelantikan dan pengambilan sumpah/ Janji Pejabat Fungsional . . .

Berita Selengkapnya
sertijab5.jpg

Sertijab Kapolrestabes Medan, Jean Calvijn Gantikan Gidion Arif Setyawan

🔖 BERITA KOTA 👤Radar Medan 🕔12:10:20, 09 Okt 2025

RADARMEDAN.COM - Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Wisnu Hermawan Februanto, S.I.K., M.H., resmi melantik Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Dr. Jean Calvijn Simanjuntak sebagai Kapolrestabes Medan. Upacara serah terima jabatan (Sertijab) berlangsung di Mapolrestabes Medan, Jalan HM Said, Kelurahan Sidorame Barat I, Kecamatan Medan Perjuangan, . . .

Berita Selengkapnya

Berita Utama

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami.

Jejak Pendapat

Bagaimana pandangan anda atas Pilkada 2024?
  Tidak Ada Pilihan
  Tidak Puas
  Puas